Lihat ke Halaman Asli

wahid nu

master of none

Doa Restu Pernikahan

Diperbarui: 11 Oktober 2016   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap undangan pernikahan, selain kedatangan yang diharapakan sang mempelai pengantin juga doa dan restu. “Yang penting kan doanya mas…!” Begitulah kira-kira jawaban sang pengantin jika kita beralasan dan mohon maaf tidak bisa menghadiri undangan pernikahannya waktu lalu. Semua orang pasti mengharapkan doa, dan doalah yang paling penting. Walaupun sebenarnya menghadiri undangan hukumnya wajib. Maka selain beban mental kita juga berdosa apabila dengan sengaja tidak menghadiri undangan seseorang.

Doa bentuknya ucapan permohonan kita pada sang kuasa, memohon kebaikan untuk kita atau kebaikan bagi orang yang kita doakan. Sedangkan restu lebih ke rasa atau keikhlasan hati dan dukungan kita pada hajat seseorang. Jadi doa restu untuk mempelai pengantin permohonan kita pada Allah agar sang mempelai diberikan keberkahan dalam berumah tangga dan senantiasa diberikan kedamaian nantinya, dan kita mendukung sepenuh hati atas keberlangsungan pernikahan tersebut. Nah restu ini bisa dengan kita memberikan bantuan, baik pikiran, tenaga ataupun dana untuk pelaksanaan acara pernikahan tersebut.

Menurut hemat saya dalam masyarakat setiap menghadiri acara pernikahan baru sebatas memberikan restu belum dengan doa. Mereka hanya datang dan memberikan sekedar bantuan berupa “amplop” dan ucapan selamat. Padahal doa seperti yang telah disebutkan di atas sangat penting sekali. Bukan karena mereka tidak peduli dengan doa, atau sengaja tidak berdoa. Namun ketidaktahuan mereka cara mendoakan sang pengantin. Tidak tahu doa apa yang harus dibaca untuk pengantin. Untuk orang awam mereka berdoa hanya mengamini ketika sang kyai memanjatkan doa di Masjid atau Mushola, mereka jarang memanjatkan doa sendiri. Apalagi untuk mendoakan khusus bagi pengantin mereka jelas tidak tahu. Mereka tidak tahu bahwa doa bisa dengan ucapan bahasa mereka sendiri, tidak harus dengan bacaan arab.

Saya kira doa pengantin tidak cukup hanya dicantumkan di undangan saja, karena yang diundang hanya membaca siapa yang menikah, orang mana, kapan dan dimana tempatnya. Perlu kiranya doa itu dituliskan yang besar dan dipasang di lokasi acara pernikahan agar para tamu undangan membaca doa tersebut dan mengakhiri doa tersebut dengan kalimat “amin”.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline