Lihat ke Halaman Asli

Syainullah Wahana

Berlokasi di Sulawesi Indonesia

Pulau Buru Kenangan yang Tak Terlupakan Bersama Masyarakat Nelayan Handline Ikan Tuna

Diperbarui: 28 April 2016   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulau Buru menjadi sebuah objek target cerita saya kali ini, lokasi baru tempat kerja setelah saya menyelesaikan perkuliahan di kampus tempat saya menuntut ilmu, saya menyelesaikan kuliah dan lulus dikampus dambaan saya di Universitas Hasanuddin, dimana yang kedua kalinya saya di wisuda. Bekerja dilapangan membuat saya merasa yakin bahwa pengetahuan yang saya dapatkan selama di bangku kuliah, masih begitu kurang pengalaman dan saya pun mencoba keluar jauh dari kampung halaman, tempat saya dilahirkan dan dibesarkan (Sulawesi Selatan). 

Dunia begitu melimpah akan potensi sumberdaya alamnya yang tidak luput dari manusia di muka bumi ini, mereka terus memanfaatkan segala potensi yang ada, mulai dari darat hingga lautannya dengan kepentingan mereka masing-masing. Begitu sangat nyata ketika saya berkehendak dan langsung turun dilapangan bekerja bersama kelompok masyarakat nelayan pulau Buru, ada beberapa banyak pelajaran dan pengetahuan yang saya dapatkan selama bekerja dan berbaur bersama kelompok masyarakat disana.

Lokasi Berlabel Merah Adalah Salah Satu Lokasi Tempat Saya Bekerja (Gambar diambil menggunakan GPS dari HP pribadi, Pulau Buru. 2016)

Ketika disana, saya mencoba beradaptasi mempelajari bahasa dan karakter mereka sehingga saya butuh kesabaran dan keahlian teknik khusus dalam mengatur kelompok masyarakat untuk mencapai tujuan yang kita cita-citakan bersama. Program yang begitu bermanfaat bagi kesejahteraan nelayan Handline pemancing ikan Tuna Yellow Fin Tuna, waktu itu saya di kontrak selama 6 bulan bekerja bersama kelompok masyarakat nelayan melakukan pendampingan anggota kelompok nelayan program Fair Trade dan pendataan Sustainability (Keberlanjutan Sumberdaya Perikanan) di pulau Buru membuat saya terkesan dan kagum bisa bertahan cukup lama hingga kontrak kerja berakhir, bersama masyarakat lokal pulau Buru yang begitu baik hati, selama saya berada di lokasi selalu memberikan kenangan yang begitu baik terlihat dari segi budaya masyarakatnya dan pemandangan alam yang segar dipandang mata, berhasrat untuk bisa kembali berkunjung di pulau Buru kelak jika diberikan waktu dan kesempatan lagi dimasa yang akan datang. 

Pandangan saya, semangat mereka yang tidak pernah padam dengan loyalitas dan kepercayaan dari nenek moyang mereka serta keteguhannya mencari nafkah hidup bagi keluarganya, mereka memiliki semangat mencari ikan di tengah lautan, dalam waktu keseharian mereka yang terus berusaha bermimpi agar kelak anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang baik dan bertanggung jawab dengan apa yang mereka kerjakan nantinya, berharap anaknya bisa mendapatkan posisi pekerjaan atau jabatan penting yang membawa nama baik orang tuanya kelak dimasa depan. 

Saya melihat permasalahan masyarakat yang begitu banyak, terutama terhadap mayarakat nelayan Handline yang begitu lama mempertahankan hidup dengan profesi mereka sebagai nelayan saja, dimana ketika target tangkapan ikan utama mereka begitu lama tidak terpancing dengan menggunakan teknik pancing ulur, tonda atau teknik layang-layang yang mereka sering lakukan, dimana telah menurunkan mata kail bersama umpan yang diturunkan ke bawah laut, maka mereka pada saat itu berpikir bahwa hari itu tidak mendapatkan hasil tangkapan utama, beranggapan karena ikan tersebut belum berminat memakan umpan yang digunakan. 

Sehingga beberapa dari mereka langsung pulang dengan hasil tangkapan kosong atau tidak ada ikan yang didapatkan pada hari itu. Disaat mereka melaut, mereka membawa kapal untuk menuju lautan mencari ikan menggunakan mesin berkapasitas minimal 1 GT yang dimodali terlebih dahulu dengan bahan bakar minyak kurang lebih 20 liter dan es balok sekitar 20 buah.

img-20160211-182925-57221672c723bdf80665288a.jpg

Ikan, Hasil Tangkapan (Gambar diambil menggunakan kamera HP pribadi, Pulau Buru. 2015)

Ikan yang untuk dikonsumsi dibawah pulang dan dipotong-potong untuk dimakan bersama keluarga, ada yang dibagikan kepada warga setempat, adapun yang dijual ke pasar lokal. Saya beruntung sekali karena Yayasan tempat kerja saya yaitu Yayasan MDPI (Masyarakat dan Perikanan Indonesia) memiliki tujuan yang mulia untuk masyarakat nelayan di pulau Buru yaitu berusaha meningkatkan taraf ekonomi untuk mensejahterakan nelayan Indonesia.

Sehingga saya pun tertarik masuk dan menerima lowongan kerja tersebut untuk ditempatkan di wilayah pedesaan lokasi kerja Kabupaten Buru, tepatnya berada di Pulau Buru desa Waepure, Waprea, Wamlana, Wailihang dan ada pula satu desa terjauh yang harus kami datangi melakukan pendampingan anggota kelompok nelayan, melintasi lautan pesisir menggunakan kapal perahu mesin berkapasitas 40 PK bertempat di desa Pasir Putih Kabupaten Buru Selatan, Maluku. Selama 6 bulan saya menjabat sebagai Site Supervisor Buru Utara pada lokasi tersebut ditahun 2015 / 2016. Ini hanyalah sebuah pengalaman saya yang begitu terkesan pada saat di pulau Buru, sehingga hari ini saya bisa menyempatkan waktu untuk menuliskan cerita ini. Semoga bisa bermanfaat oleh para pembaca Kompasiana.

img-20151118-163636-hdr-57221aa9b49273da0a449b53.jpg

Bersama Masyarakat Nelayan Melakukan Pendataan Untuk Keberlanjutan Sumberdaya Perikanan (Gambar diambil menggunakan kamera HP Pribadi, Pulau Buru, 2016) 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline