Lihat ke Halaman Asli

Vivi Widya Susanti

Khairunnas anfa'uhum linnas

COVID-19: Pendidikan dan Gen-Z

Diperbarui: 1 April 2020   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu potret peserta didik yang sedang belajar dari rumah selama Social Distancing.

Klik.. klik..

Centung.. centung.. centung.. !

Barangkali inilah yang selalu menjadi backsound kita beberapa minggu ini semenjak diberlakukannya WFH (Work From Home) untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19Bagi kami tenaga kependidikan, rupanya ini bukanlah menjadi hal yang mudah. Sekilas memang nampaknya asik ya.. bisa melakukan proses belajar mengajar dari rumah, jam enam pagi tidak harus terburu-buru berdandan rapi untuk berangkat ke sekolah misalnya. 

Hal ini juga berlaku untuk peserta didik kami. Kebanyakan dari mereka awalnya justru bahagia karena tidak harus mandi pagi-pagi untuk dapat mengikuti KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di sekolah. Namun makin kesini, mereka sepertinya juga mulai sadar bahwa 'tidak berangkat ke sekolah' bukan berarti tidak 'belajar' dirumah.

Sesuai dengan Surat Edaran Nomor 36603/A.A5/OT/2020 tanggal 15 Maret 2020 dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud) yang salah satunya membahas tentang pemberlakuan pegawai bekerja dari rumah, bisa dipastikan bahwa seluruh proses kegiatan belajar akan dilakukan dengan memanfaatkan jaringan online. 

Namun seperti halnya cuitan dari beberapa guru yang ada di daerah, rupanya tidak semua sekolah mampu melaksanakan proses belajar dengan sistem tersebut. Selain keterbatasan sarana serta kompetensi dari masing-masing tenaga pendidik, faktor ekonomi dari keluarga peserta didik juga menjadi barikade dari proses belajar berbasis online ini. 

Akhirnya masing-masing satuan pendidikan berlomba-lomba untuk mengupayakan cara agar proses belajar dirumah tetap berjalan dengan memanfaatkan teknologi yang masih terjangkau oleh peserta didik. Misalnya dengan memanfaatkan aplikasi WhatsApp Messenger dalam fitur Video Call untuk melakukan tatap muka atau sekedar berbagi dokumen untuk memberikan materi. 

Sedangkan untuk informasi atau materi yang diberikan melalui link youtube atau browser, diperlukan kuota internet yang memadai dan sinyal dari provider yang cukup kuat didaerah, dan tidak semua orang tua memahami ini sebagai salah satu kebutuhan penunjang belajar dirumah. 

Uang jajan sudah tidak diberikan. Uang pulsa juga masih dipertimbangkan. 

Yahh.. itu hanya sebagian curhatan beberapa peserta didik saya belakangan ini yang membuat mereka akhirnya lebih memilih masuk sekolah ketimbang #dirumahaja. Hiks..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline