Lihat ke Halaman Asli

vita titania salsabila

Universitas Sebelas Maret

Membangun Nasionalisme Mahasiswa Melalui Sumpah Pemuda: Tantangan dan Peluang

Diperbarui: 21 Desember 2023   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://unair.ac.id/sumpah-pemuda-ilmu-humaniora-dan-integrasi-indonesia/Input sumber gambar

Sumpah Pemuda, secara resmi didirikan pada 28 Oktober 1928, adalah sebuah teks agama yang menghormati korban imigran Indonesia dalam perjuangan melawan terorisme. Namun, seiring waktu, tantangan mempromosikan nasionalisme di antara siswa menjadi semakin kompleks. Namun, Sumpah Pemuda masih relevan sebagai dasar untuk memperkuat kebanggaan nasional di antara siswa.

Pertama, siswa harus memahami dan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sekolah, termasuk kurikulum dan kolaborasi dengan fakultas. Bahkan, mereka bisa menjadi faktor perubahan yang efektif dalam membangun solidaritas nasional.

Kedua, semangat Gotong royong, yang hadir dalam Sumpah Pemuda, dapat diterapkan pada kegiatan siswa. Untuk memperkuat rasa persatuan dan kepemilikan bangsa, siswa harus berpartisipasi dalam proyek-proyek sosial dan kegiatan bersama.

Ketiga, pentingnya kontradiksi yang ditemukan di bawah sumpah yang disebutkan di atas patut dicatat. Siswa diharapkan dapat naik ke tingkat kebencian dan berkontribusi untuk membangun toleransi di lingkungan kamp.

Kelima, kerja keras dalam penelitian dan inovasi diperlukan untuk memaksimalkan pengetahuan dan kemampuan teknologi. Sebagai intelektual, siswa dapat berkontribusi pada kemajuan teknologi melalui inovasi dan pertumbuhan.

Globalisasi dan kemajuan teknologi telah memungkinkan untuk mengakses informasi dari banyak budaya lain, kadang-kadang mengakibatkan nilai-nilai lokal dirusak oleh kekuatan global. Oleh karena itu, pentingnya pendidikan karakter dan perkembangan nasionalisme harus ditekankan dalam lingkungan akademik.

Untuk mengatasi tantangan ini, peran pemerintah, organisasi mahasiswa, dan eksekutif senior telah menjadi semakin penting. Mereka harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung pertumbuhan nasionalisme siswa. Akibatnya, siswa dapat dianggap sebagai generasi muda yang tidak hanya mampu memperoleh pengetahuan, tetapi juga memiliki rasa tanggung jawab yang kuat terhadap negara dan rakyatnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline