Lihat ke Halaman Asli

Vinsensius SFil

Sarjana Filsafat

Kekerasan: Cerminan dari Kelemahan Diri Manusia

Diperbarui: 6 Maret 2023   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: sumbarprov.go.id

Maraknya kasus kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini, mulai dari penganiayaan, perampokan, pemerkosaan, sampai pembunuhan, membuat aku teringat dengan sebuah ungkapan yang pernah kubaca, yaitu: "Kekerasan adalah cerminan dari kelemahan diri manusia." 

Mungkin para pelaku kekerasan merasa dirinyalah yang paling kuat, sehingga ia mampu melumpuhkan korbannya. Namun sebenarnya dari sisi nilai-nilai kemanusiaan, dia adalah orang yang paling lemah di dunia ini. Mengapa? Karena dia tidak mampu mengendalikan dirinya dan takluk kepada hawa nafsu atau emosi sesaat. Ketidakmampuan dalam mengendalikan diri inilah yang menyeretnya untuk melakukan kekerasan sebagai satu-satunya jalan untuk meraih segala sesuatu yang ia inginkan.

Bisa jadi kekerasan menjadi cara bagi pelaku untuk menutupi kelemahan dirinya. Dengan melakukan kekerasan, dia merasa dirinya yang paling hebat dan paling kuat. Padahal dengan melakukan kekerasan, dia mengungkapkan kepada publik, bahwa dirinya adalah manusia yang paling lemah. Salah satu kelemahannya yang paling fundamental adalah lemah dalam mengendalikan diri, hawa nafsu dan emosi. 

Maka, pengendalian diri menjadi keutamaan yang penting dan mendesak dalam situasi saat ini, dimana kekerasan merajalela dan menjadi menu harian di berbagai media sosial. Pengendalian diri harus diajarkan di dalam keluarga, sekolah, perguruan tinggi, bahkan instansi-instansi tempat kerja, karena kekerasan tidak mengenal tempat dan usia. Semua orang bertanggungjawab dalam mengajarkan dan mengamalkan pengendalian diri ini. 

Saya pikir, jika semua orang mampu mengendalikan dirinya, maka tidak akan terjadi kekerasan. Jika kekerasan adalah cerminan dari kelemahan diri manusia, maka pengendalian diri adalah cerminan dari kekuatan diri manusia, yang meliputi akal budi dan kehendaknya. Hanya manusia yang berakal budi dan berakhlak baik yang mampu mengendalikan dirinya dan menjauhkan diri dari tindakan kekerasan terhadap orang lain. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline