Lihat ke Halaman Asli

Vinsens Al Hayon

Penyuluh-Guru

Berbagi Itu Bahagia

Diperbarui: 1 September 2022   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi.  Sang motivator Tjipta berbagi pengalaman.

Bukankah "berbagi" itu mengurangi sesuatu dari milik atau perbendaharaan kita? Walau secara logika benar adanya, namun terukir di Media Sosial Youtube, "Pantas Sitanggang Official" telah menjadikan ungkapan itu seperti "filosofi" dalam bermusik.

Filosofi itu adalah Motto atau prinsip dalam berkarya di bidang musik melalui channel youtube tatkala berbagi ilmu seputar berpiano atau berorgan secara elegan: praktis, tepat, asyik, indah, rapih dan berwibawa. Sedangkan dalam bermain musik butuh 'santun beretika dan elegan berwibawa.' 

Si pianis atau si organis handal itu berbagi tanpa pramrih semua ilmu yang diketahui berkaitan dengan musik piano atau organ. Ia seperti mewarisi ajaran "Sang Guru" yang ia yakini, bahwa "Biarkan aku semakin kecil dan dia semakin besar." Biarkan aku seperti ini dan mereka (para pembelajar) semakin hebat dalam bermain piano atau organ.

Konkretisasi motto ini seperti sedang menterjemahkan suatu nilai super dalam hidup nyata. Nilai itu telah merubah jalan pikirannya, telah melabeli jalan hidupnya dan membaharui dirinya untuk siap memberi kesaksian di rimbah musik yang semakin merebak dengan aneka style dan genre.

Analogi motto itu senada dengan "Membagi satu kasih, dapat 1000 kebaikan."  Sekali mengcover sebuah lagu atau menghasilkan satu improve lagu yang elegan, dengan irama yang 'aduhai" ia telah membawakan suka cita bagi banyak orang.

screenshot-20220830-124654-gallery-63100b2685349c09e6470ee2.jpg

Pertanyaan reflektif untuk drenungkan adalah "Apakah berbagi itu membuat bahagia ?" Bagi yang masih berkonsep 'do ut des' (saya beri supaya engkau beri) akan berpikir bahwa berbagai --memberi- itu membuat ia mengalami kekurangan, kerugian karena bagi mereka "berbagi" itu berimplikasi imbalan atau balasan, ada pamrihnya.

 Sedangkan persona yang tidak berkonsep demikian, yang ada dalam pikiran dan hatinya hanyalah  "Berbagi itu bahagia." Dengan berbagi ia merasa bahagia. Ya, dengan berbagi ia tidak mengalami kekurangan dan kepada mereka yang menerima tidak pernah merasakan berkelimpahan. Katakan hasil dari berbagi itu, "sama-sama bahagia."    

Memberi dalam patron ini adalah 'tindakan kesalehan', dalam arti 'aku ada dan hadir  sebagai tanda nyata kasih dan saluran berkat untuk kebaikan --kebaikan bersama-. Kesalehan seperti ini mengharumkan dan menghasilkan buah.

Mengutip shering dari motivator Tjiptadinata Effendi, "Bayangkan ketika seseorang atau sekelompok orang mengalami bencana, ditimpa derita dan dirundung duka secara material dan anda datang  pada posisi berbagi atau memberi. Mana yang lebih berbahagia dan lebih bersyukur ?"

Dok. Pribadi. Berbagi makan ringan antar anggota klp.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline