Lihat ke Halaman Asli

Walau Orang Kampung...

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah celetukkan kecil yang keluar dari seorang remaja tanggung membuatku tersenyum kecil.

"Biar kami orang kampung tapi tidak kampungan"

Dijaman sekarang ini tentu saja tidak ada orang yang mau dikatakan kampungan, apalagi teknologi terus berevolusi semakin canggih dan ilmu pengetahuanpun semakin berkembang. Namun memaknai kutipan kata tersebut dari segi pandang yang berbeda membuatku sadar akan satu hal.

Kebanyakkan dari mereka saking tidak mau dikatakan kampungan sampai melakukan sesuatu yang di luar batas mampu mereka. Membeli motor terbaru dengan kredit padahal untuk makan sehari-hari saja susah, bermain internet di warnet hampir tiap hari padahal jika ditabung bisa untuk kebutuhan lain.

Jaman sekarang memang mau tidak mau memaksa kita untuk bisa mengikuti trend lihat saja iklan-iklan di majalah atau di tv semuanya secara tak langsung memaksa kita untuk konsumtif apalgi jika sudah melihat diskon. Hal ini membuat kita lupa mana kebutuhan yang mamng dibutuhkan dan mana kebutuhan yang bisa kita tunda atau tidak dibutuhkan dengan mendesak.

Lihat juga ana-anak jaman sekarang, dari mulai pakaian, hp, sepatu, dll semua pengennya ngikutin trend supaya bisa dianggap gaul atau tidak kampungan.

Padahal kampunga memiliki makna yang luas, akan lebih baik jika kita menggapnya dalam hal yang positif, tidak mau kampungan dalam hal ilmu pengetahuan atau teknologi. Walau mungkin tidak mempunyai barang teknologi canggih tapi setidaknya kita tahu keberadaan barang tersebut plus fungsinya, bahkan lebih baik jika kita tahu cara penggunaannya tak usah memiliki selama barang tersebut bkanlah kebutuhan yang mendesak.

Inilah yang menjadikan orang-orang tidak bisa hidup tenang, selalu merasa kurang puas karena perasaannya sendiri yang dibuatnya tidak puas.

Rasanya miris melihat siswa-siswa kurang mampu disebuah kampung kabupaten bandung, setiap sekolah memakai motor atau bahkan mereka bermain motor-motoran padahal untuk iuran bulan sekolah saja mereka manih menunggak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline