Lihat ke Halaman Asli

Vera Shinta

Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Sarapan di Warteg Murah Meriah

Diperbarui: 21 Februari 2020   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menu warteg | Dokpri

Pagi itu saya harus meluncur dari Brebes selatan ke Brebes utara walau gerimis menaburkan lembut percikannya yang membuat dingin sepanjang jalan. Jarak yang harus ditempuh kurang lebih satu setengah jam bila tanpa henti dan sedikit ngebut.

Karena tidak terbiasa sarapan dibawah jam tujuh pagi maka saya berangkat saja hanya berbekal teh manis hangat satu gelas sebagai pengganjal perut biar gak masuk angin. Cukup padat juga pagi ini dengan berbagai kendaraan yang berseliweran, saya cukup santai dengan berkendara roda dua menikmati kabut dan gerimis.

Jam 7 saya dari rumah dan sampai daerah Margasari jam 8, ternyata perut sudah mulai merasakan lapar. Kebetulan ada warteg dipinggir jalan yang menyajikan hidangan masih mengepul terlihat dari luar, saya hentikan motor dan masuk memilih menu yang ada.

Beragam menu tersaji dietalase, hampir 20an macam dari berbagai sayuran hingga aneka macam lauk pauk. Olahan ikan, ayam, daging, telor bermacam-macam. Semuanya terlihat menggugah selera.

Pilihan saya jatuh pada makanan favorit, telor dadar dan perkedel disiram kuah merah balado ikan. Segelas teh manis panas sebagai pelengkap sarapan pagi ini.

Dokpri

Warteg alias warung tegal menjamur tidak hanya diwilayah asal berada, namun hampir diseluruh nusantara berdiri ada dan penjualnya asli orang ngapak. Mereka merantau keluar daerah mengadu nasib dengan masakan khas rumahan dengan harga terjangkau bagi golongan ekonomi manapun.

Keunikan warteg sebenarnya tidak hanya pada jenis masakannya saja, tapi lebih pada keramahan penjualnya. Mereka tidak segan mengobrol dengan pembeli, menciptakan suasana akrab menambah betah mereka yang sedang menikmati hidangan. Itulah salah satu alasan warteg banyak pelanggan karena saat makan jadi makin nikmat bila diselingi obrolan akrab.

Menu yang saya nikmati itu hanya seharga 14.000 dan sudah pasti kenyang. Harga tidak mencekik pembeli walau tidak berasal dari daerah situ. Sempurna sudah paginya, lanjutkan lagi perjalanan dan sampai berjumpa lagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline