Lihat ke Halaman Asli

Konstantinus Jalang

Penulis adalah Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang

Berfilsafat dari Bawah

Diperbarui: 7 Februari 2021   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mungkin teman-teman bertanya, mengapa saya memilih "Berfilsafat dari Bawah" sebagai judul besar dari sekian banyak tulisan saya di Kompasiana. Kali ini, saya berusaha menjelaskan sedikit latar belakang judul tersebut.

Judul "Berfilsafat dari Bawah" terinspirasi oleh buku berjudul "Menjadi-Mencintai: Berfilsafat-Teologis Sehari-hari". Buku ini ditulis oleh Profesor Armada Riyanto. Dalam bukunya tersebut, beliau berusaha merefleksikan peristiwa harian berdasarkan perspektif filsafat-teologis. Di sana, Armada Riyanto merefleksikan persoalan-persoalan konkret-harian tetapi tetap dengan metode filosofis. Dia juga banyak mengutip gagasan para filsuf.

Dalam dunia filsafat, metode yang demikian disebut fenomenologi. Fenomenologi berasal dari kata bahasa Yunani, yakni: "phainomenon" (yang tampak) dan "logos" (ilmu atau diskursus). 

Fenomenogi adalah ilmu yang berusaha merefleksikan pengalaman-kesadaran. Para fenomenolog masyhur dalam dunia filsafat, sebut saja: Hegel, Kant dan Edmund Husserl. 

Perlu diketahui, setiap fenomenolog memaknai fenomena atau pengalaman secara berbeda dan bahkan bertentangan. Panorama filsafat dalam buku "Menjadi-Mencintai: Berfilsafat-Teologis Sehari-hari" setidaknya mengafirmasi identitas akademis Armada Riyanto sebagai filsuf-fenomenolog.

Buku tersebut tidak sama dengan buku-buku filsafat lainnya. Pembaca tidak akan berjumpa dengan konsep-konsep berat sebagaimana dalam buku filsafat umumnya. Armada Riyanto menulis agar bisa dimengerti oleh banyak orang, termasuk yang tidak belajar filsafat secara khusus. 

Perlu diketahui, Armada Riyanto adalah seorang profesor filsafat dari Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang. Dia sudah banyak memproduksi literatur filsafat dan teologi yang enak dijelajah.

Selain itu, saya juga mengadaptasi metodologi studi kristologis dalam rangka menggarap sebuah tulisan. Kristologi adalah ilmu yang berusaha menjelaskan identitas Yesus Kristus. Dalam ajaran agama Katolik, Yesus Kristus tidak lain adalah pribadi Ilahi sekaligus insani. Dia Tuhan sekaligus manusia. Oleh karena itu, Yesus "dipelajari" atau lebih tepat direfleksikan berdasarkan kedua identitas tersebut.  

Para kristolog mengenal dua metode berefleksi, yakni: kristologi 'dari atas' dan kristologi 'dari bawah'. Kristologi 'dari atas' merefleksikan Yesus Kristus sebagai Allah. Sementara kristologi 'dari bawah' berusaha merefleksikan Yesus Kristus sebagai manusia.

Yang dimaksudkan dengan kristologi 'dari bawah' ialah usaha memahami Yesus Kristus sebagai manusia yang pernah hidup di Nazareth ribuan tahun yang lalu. Ia pernah bergaul dengan orang-orang sezamannya. 

Ia pernah terlibat dalam peristiwa konkret harian di zamannya. Ia pernah hidup dalam situasi sosial, politik dan budaya pada zaman tertentu sebagaimana yang dialami oleh manusia pada umumnya. Singkat kata, kristologi 'dari bawah' adalah studi tentang Yesus Kristus yang menyejarah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline