Kelembagaan dan organisasi yang kian bervariasi mulai bermunculan dengan berbagai tujuan. Sementara itu, kelembagaan yang sudah ada terbentuk mulai ditinggal karena lebih memilih kegiatan yang berprofit untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karang taruna yang merupakan Lembaga wajib disetiap daerah seharusnya terbentuk untuk mengembangkan jiwa semangat kewirausahaan sosial, menjalin sinergi dan kerjasama kemitraan yang cerdas, inovatif dan berkarya dengan tugas sebagai fasilitator dan pelopor. Karang taruna yang terdapat di Desa Duwet pun demikian.
Desa Duwet yang terletak di Wonosari, Gunungkidul. Desa ini memiliki total penduduk 2.779 jiwa yang terdiri dari 1341 laki laki, 1438 perempuan. Tingkat pekerjaan tinggi khususnya pada bidang peternakan dan pertanian sebanyak 600 jiwa. Luas wilayah sebesar 384.888 m2 dengan melimpahnya lahan tidak produktif. Kondisi tanah yang dominan tanah ultisol membuat tanah akan sangat kering ketika kemarau, sehingga membutuhkan pengolahan tanah khusus saat proses pengolahan lahan. tingkat curah hujan 8,80 mm pada saat musim kemarau yang termasuk kategori rendah. Apalagi datangnya siklus fenomena el nino yang berdampak pada perubahan musim pertanian. Siklus ini meningkatkan kekeringan dengan memperparah kondisi tanah yang menjadi semakin kering.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada Bersama dengan mitra melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) mencetuskan program yang berjudul "Suket Duwet : Pemberdayaan Karang Taruna Melalui Optimalisasi Lahan Kering dengan Pengembangan Hijauan Unggul Menggunakan Sprinkler Irrigation di Desa Duwet, Gunungkidul". Tim beranggotakan, Karina Dea Lathifa (Fakultas Peternakan), Ulinuha Farda (Fakultas Peternakan), Wahyu Duwi (Fakultas Teknologi Pertanian), Andhika Valerian Meyer (Fakultas Pertanian), dan Vegi Sylvia Wardhani (Fakultas Peternakan).
Pengolahan lahan untuk menjadi lahan produktif belum optimal, maka penanaman menggunakan rumput unggul menjadi salah satu solusi. Jenis tanaman hijauan yang digunakan cocok ditanam di kondisi lahan Desa Duwet, ini juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan peternak saat musim kemarau dan menambah penghasilan karang taruna. Lahan yang diolah di wilayah ini membutuhkan penanganan khusus, apalagi dengan minimnya ketersediaan air. Hal ini menjadi solusi baik untuk mengoptimalkan fungsi lahan tetapi juga sekaligus memperkenalkan jenis usaha baru untuk Karang Taruna Desa Duwet. Dengan demikian, penerapan sprinkler irrigation diharapkan tepat digunakan dan diintegrasikan menggunakan rumput unggul sebagai pakan ternak.
Program Suket Duwet berfokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan mampu menambah pendapatan Karang Taruna Sarwo Saguh serta mampu memenuhi pakan ternak masyarakat Desa Duwet di musim kemarau dengan pemanfaatan sprinkler irrigation pada lahan mitra. Suket duwet merupakan ruang bagi karang taruna, pemuda, maupun warga dalam hal peningkatan pengetahuan, kemampuan kreativitas dan potensi dalam segi pertanian dan peternakan. Ruang ini memiliki kegiatan berbentuk sosialisasi dan diskusi, pelatihan berbasis Trainers of Trainer, berkaitan dengan optimalisasi pemanfaatan lahan Non Produktif, Tata kelola pengolahan lahan dan manajemen penanaman tanaman pakan, kewirausahaan sosial, serta Sambung Mitra untuk memperluas jaringan yang memasarkan produk maupun jasa. Tutur Karina. Harapannya program ini menjadi pencetus berkembangnya penerapan irigasi sprinkler di Gunungkidul dan pengolahan lahan di Gunungkidul semakin mudah. Imbuh Pak is. Menurut Karina selaku ketua tim, melalui program ini diharapkan mampu melahirkan pelopor-pelopor kemandirian dalam kewirausahaan sosial berpegang pada konsep kebaruan yang kami angkat berupa dapat memanfaatkan lahan non produktif dengan mengaplikasikan irigasi sprinkler di lahan. Sehingga kemudahan pengelolaan lahan yang berkelanjutan dapat terwujud.
Penulis: Vegi Sylvia Wardhani