Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Menjemput Senja Kembali

Diperbarui: 16 Mei 2019   07:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Air mata yang tumpah di cafe itu tidak pernah berbohong.

Tekad yang dikeluarkan tidak bergurau.

Keputusan yang dibuat sudah juga bulat.

Tegukan cokelat ke dalam tenggorokan begitu meyakinkan perkataannya.

Hingga lagi-lagi, jatuh air mata di pipinya.

Aku ingin menarik semua perkataanmu sebisa yang ku lalukan.

Untuk apa menyudahi semua? Dengan kisah yang sudah kita bangun hari demi hari?

Tapi kamu bilang, 'ini sudah cukup!'

Ini sama sekali tidak cukup, matahari di depan sana, kita belum melihat matahari!

Aku selalu di sampingmu, selalu di sela-sela jemarimu, mengisi kelonggaran itu!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline