mulanya pemberlakuan atas buruh dari zaman ke zaman seakan mengalami dinamisasi dalam entitasnya di dalam struktur negara maupun sosio-politiknya. seakan siapa yang terlahir menjadi buruh adalah masalah yang harus di perjuangkan, dan dengan alasan kemanusiaan selalu membangun pergerakan, entah itu kiri maupun kiri-kanan.
apalagi terjadi transisi yang amat revolutif terhadap medan kerja buruh yang semakin akan terpinggirkan dikarenakan pergantian mesin - mesin manual dengan robot - robot otomat. dengan adanya platform revolusi industri 4.0 kini, persoalan semakin berubah dan lebih komplementer.
di dalam tunas barunya muncul pro dan kontra yang sangat besar. apakah mampu revolusi industri 4.0 menjawab persoalan atau malah menambah beban sejarah dan beban kehidupan. apakah benih 4.0 itu akan tumbuh menjadi pohon - pohon yang subur dari dialektika sejarahnya sendiri dan menciptakan kesejahteraan melalui produk - produk budaya maupun konstitusi baru.
memang dunia manusia bukanlah dunia mesin, apalagi mesin yang di manusiakan ataupun sebaliknya, tak terbayangkan kalau di masa depan kita akan berjumpa dengan karl marx versi robot yang setiap hari memberi fatwa kepada buruh - buruh robot "Intelegence Artificial".
sangat mengherankan kalau buruh - buruh robot menuntut penyamarataan hak serta batas "robotiawi" jam kerjanya. melakukan aksi mogok massal kepada kapitalis yang rata - rata robot juga. sungguh tak terbayang bagaimana, mungkin ide itu bisa menjadi film fiksi saja.
kalau hari ini kita diributkan oleh disahkannya "UU CIPTA KERJA". apakah agenda dibalik disahkannya itu saya sangat tidak tahu dan memang belum membacanya secara menyeluruh apalagi memahami secara substansi dari undang - undang tersebut.
tetapi yang jelas produk ini menciptakan reaksi yang tidak sepele hari ini atau ia hanya sebuah hal yang sepele tetapi dimaksudkan untuk sebagai katalis yang akan segera terbentuk dan akan cepat mengkristalisasi dalam terciptanya medan baru masa depan oleh tangan - tangan rahasia yang ada dibalik layar realita yang ada.