Lihat ke Halaman Asli

utomo

Hobi membaca dan Sedikit Menulis

Kembali ke Bumi

Diperbarui: 17 September 2019   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

JILID   1  :   DUNIA  ASAL

PROLOG

Bumi 2200 Masehi. 

Bumi mengalami krisis sumber daya. Minyak bumi, dan aneka pertambangan mineral hampir habis di eksplorasi oleh perusahaan besar. Hutan-hutan telah habis ditebang, baik digunakan kayunya maupun dipergunakan tanahnya sebagai perkebunan-perkebunan raksasa. Hampir semua jenis binatang eksotis yang hidup di daratan  telah punah, kecuali binatang yang bisa dimakan dagingnya, seperti sapi dan kambing.   

Iklim di sebagian besar wilayah bumi menjadi rusak. Kekeringan, angin panas, banjir besar, wabah penyakit melanda seluruh wilayah di bumi. Satu-satunya pelindung kehidupan manusia hanyalah energi dan makanan. 

Tetapi energi harganya menjadi sangat mahal begitu juga dengan makanan. Makanan bahkan harganya menjadi lebih mahal daripada energi. Uang menjadi tidak berarti, harga saham-saham perusahaan besar di seluruh dunia jatuh. Saham menjadi lembaran kertas yang tidak berharga. 

Emas, Perak dan tembaga serta batu berharga menjadi standar uang yang berlaku di seluruh dunia sebagai pengganti uang kertas yang telah menjadi tak berharga. Tetapi emas dan batu berharga jumlahnya terbatas. Banyak negara menjadi bangkrut dan jatuh miskin, penduduknya banyak yang mati karena kelaparan. 

Karena emas dan batu berharga menjadi satu-satunya uang yang diakui dunia, maka bahan pertambangan emas dan batu berharga menjadi rebutan, bukan saja antar negara ataupun antara wilayah, tetapi juga antara penduduk lokal dengan pemerintahnya. Sejak saat itu, terjadi perang yang terus menerus antar wilayah di sebagian wilayah di seluruh dunia.

Satu-satunya persediaan makanan yang tersedia  yang bisa di harapkan untuk memberi makanan bagi penduduk bumi hanyalah samudera lautan yang luas. Di samudera lautan juga di temukan sumber energi mineral yang baru.

Lalu krisis berlanjut  melanda seluruh dunia. Negara-negara yang memiliki kekuatan militer terbesar, dengan kekuatan armada tempurnya, mencaplok wilayah lautan yang luas.  Mereka saling berebutan untuk memperebutkan sumber daya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline