Lihat ke Halaman Asli

Izin Hotel Alexis Tidak Diperpanjang

Diperbarui: 30 Oktober 2017   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alasan pihak pemberi izin mengacu berita di media massa bahwa Hotel Alexis digunakan untuk kegiatan yang tidak semestinya, sehingga PEMDA Jakarta tidak memperpanjang operasional Hotel Alexis, hal tersebut sesuai janji kampanye Anies Baswedan untuk menutup Hotel Alexis.

Apakah bila kemudian Hotel tersebut berganti nama,berganti pengelola akan diberi ijin buka belum ada yang tahu.

Yang jelas akibat penutupan tersebut akan banyak pegawai yang kena PHK,soal praktek yang tidak semestinya di Hotel Alexis paling pindah ditempat lain saja.

Prostitusi baik yang terang terangan maupun yang terselubung akan selalu ada,modusnya cenderung mengikuti perkembangan jaman.

Di jaman "online"saat ini,prostitusi online kian gencar dan mudah didapat bagi pihak yang "melek" online dengan tarif beragam sesuai kemampuan konsumen.

Anies Baswedan tidak salah memenuhi janji politiknya,kan cuma Alexis yang ditutup,sedang yang lain?????

Sanggupkah menutup yang ada di media sosial???nutupi satu tumbuh seribu itulah yang terjadi.

Kalo prostitusi bisa berhenti lewat "menutup"maka sudah ribuan tahun prostitusi lenyap dimuka bumi,faktanya kan tidak.....Prostitusi ada karena pasarnya ada,ada penjual,ada pembeli,terjadi transaksi.....selesai.

Prostitusi sebagai realitas sosial pilihannya bukan dilenyapkan atau tidak dilenyapkan,pilihannya adalah ditangani dengan "bijak" ataukah dibiarkan liar merajalela dengan segala akibatnya,salah satunya adalah kian merebaknya penyakit kelamin.

Thailand berhasil menekan penyebaran penyakit HIV AIDS,karena prostitusi dikendalikan secara sehat.

Kampanye penggunaan kondom bagi pelaku resiko tinggi,pemeriksaan secara rutin terhadap status kesehatan ,dan pengobatan bagi yang sakit.

Semoga semua pihak mau bersikap realistis terhadap fenomena sosial ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline