Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Write and read every day

Ingin Sukses Puasa? Ketahui 6 Indikatornya

Diperbarui: 25 Maret 2023   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi sedang puasa/sumber: NUonline

Kesuksesan atau kelulusan, dalam hal apa pun, pasti memiliki indikatornya. Begitupun dengan puasa di bulan Ramadan. Ada indikatornya yang menunjukkan kita sukses telah melaksanakannya dengan benar. Karena tentu saja kita tidak ingin melaksanakan puasa tidak menghasilkan pahala, tetapi hanya lapar dan dahaga saja.

Hasil akhir dari ibadah puasa di bulan Ramadan adalah menjadikan kita menjadi orang yang bertakwa. Jadi, sukses tidaknya kita berpuasa selama sebulan itu dapat dilihat dari indicator-indikator ketakwaan.

Apa saja indicator ketakwaan seseorang?

Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskannya di surat al-baqarah ayat 3 dan 4.

"(yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman pada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat."

Ayat di atas menjelaskan enam indikator ketakwaan. Karena ayat sebelumnya (ayat 2) nmenerangkan tentang orang-orang yang bertakwa (muttaqiin).

Indikator yang pertama adalah beriman pada yang gaib

Orang yang bertakwa harus percaya bahwa selain yang nampak terlihat, Allah pun menciptakan yang gaib. Bahkan, rukun iman yang enam, semuanya gaib bagi kita. Allah, malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah, para Rasul, hari kiamat, dan takdir Allah. Semuanya gaib. Rasulullah memang bukan makhluk gaib, tapi bagi kita yang hidup sekarang, beliau gaib karena tidak terlihat. Begitupun kitab-kitab suci yang pernah diturunkan sebelum Al-Quran. Bagi kita semuanya gaib.

Tidak percaya pada yang gaib selain bukan ciri orang yang bertakwa, juga dapat menggugurkan keimanan kita. Karena tidak percaya satu saja pada rukun iman, maka kita termasuk yang tidak beriman.

Selain itu, percaya pada yang gaib implementasi dalam kehidupan adalah, kita hanya mengandalkan rasio atau logika. Kita harus yakin bahwa disamping upaya-upaya manusia yang bersifat manusiawi, ada kekuatan lain yang juga dapat mempengaruhi hasil. Jadi, bagi orang yang bertakwa, dia tidak hanya mengandalkan ikhtiar manusiawi, tetapi juga akan berdoa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline