Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Write and read every day

Periode Kehidupan Manusia: Pasca Nabi Adam

Diperbarui: 17 Februari 2023   06:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi kehidupan pasca Nabi Adam/sumber: republika

Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel yang pernah saya tulis beberapa waktu yang lalu, yaitu artikel tentang periode kehidupan manusia di dunia.

Sebagaimana di jelaskan di artikel tersebut, periode pertama kehidupan manusia adalah periode kenabian, yang dimulai sejak Nabi Adam As sampai wafatnya Nabi Muhammad Saw.

Allah Swt telah mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beribadah, dan selama menjalani kehidupannya di dunia harus selalu berada di jalan yang diridai-Nya (syariat-Nya).

Kenapa Allah Swt perlu mengutus Rasul ke dunia ini?

Karena manusia yang memiliki hawa nafsu, serta adanya setan yang senantiasa menggoda, cenderung selalu berbuat dosa atau menyalahi syariat.

Syariat Allah Swt kalau diibaratkan adalah sebuah jalan yang lurus. Nabi dan Rasul yang diutus Allah bertugas menjaga manusia supaya tetap berada di jalan tersebut. Setelah Nabi dan Rasul meninggal, banyak manusia yang kemudian keluar dari jalan yang lurus tadi. Ada yang melenceng ke kiri, ada pula yang melenceng ke kanan.

Maka Allah Swt pun mengutus kembali Nabi dan Rasul yang baru, untuk menggantikan tugas Nabi dan Rasul sebelumnya, yaitu mengembalikan manusia ke jalan yang benar.

Kehidupan manusia yang pertama bersyariat, adalah Nabi Adam As dan istrinya, beserta putra-putranya. Syariat yang sudah ada saat itu adalah menikah dan berkurban.

Dalam kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah karya Ibnu Katsir, disebutkan bahwa Hawa melahirkan 120 kali, dan selalu melahirkan anak kembar dua. Sehingga putra-putri Nabi Adam sebanyak 240 orang. Yang pertama dilahirkan adalah Qabil dan saudari kembarnya, Iklima. Sedang yang terakhir adalah Abdul Mughits dan saudari kembarnya, Ummul Mughits. Kemudian dari anak-anak Nabi Adam tersebut, mereka beranak-pinak sehingga semakin banyak populasi manusia di bumi.

Dikatakan pula bahwa Hawa satu kali melahirkan tanpa kembar. Yaitu saat kelahiran Syits. Makna Syits adalah pemberian Allah, karena Hawa meyakini bahwa Syits ini dianugerahkan Allah Swt sebagai pengganti Habil yang meninggal. Kisah meninggalnya Habil ini dapat Anda baca di artikel saya yang berjudul 'Pendosa Pertama'.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline