Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Write and read every day

Iklan Agak Por** di Kompasiana

Diperbarui: 22 Agustus 2022   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hasil screenshot tampilan iklan di kompasiana/dokri

Saya sangat merasa beruntung menemukan Kompasiana. Tempat saya kemudian menyimpan tulisan-tulisan saya, dan sekaligus mempublikasikannya secara online. Sebuah sarana yang sangat sangat membantu saya dalam dua hal tersebut; menyimpan naskah dan membuat naskah saya tersebut dibaca oleh khalayak.

Sebelumnya saya menyimpan naskah-naskah hasil buah pikiran saya di blog pribadi. Dan kalau ingin tulisan-tulisan saya tersebut dibaca oleh orang lain, maka saya harus menginformasikan sendiri dengan cara membagikan link-nya secara japri (jaringan pribadi) atau di status medsos (media sosial) saya. Karena saya sampai saat ini belum bisa bermain SEO (Search Engine Optimization).

Sekarang, melalui Kompasiana yang membernya ribuan orang, secara otomatis saat saya mem-posting tulisan maka akan dibaca oleh Kompasianer yang lain. Walaupun jumlah yang baca tulisan saya jarang mencapai angka 3 digit.

Dan, saat mempublikasikan tulisan saya yang ada di Kompasiana rasanya pun beda lho, dengan saat masih di blog pribadi. Secara, Kompas gitu lho, keren. Siapa yang ga tahu Kompas.

Tapi ... ada yang mengganjal sedikit, sedikit sih, tapi cukup mengganggu.

Apa itu?

Tampilan iklan!

Tapi saya cukup mengerti derngan keadaan yang 'mengganjal' itu, kenapa ada di Kompasiana. Ya ... Namanya juga usaha, kan harus ada income. Pemasukan dari mana lagi kalau bukan dari iklan. Masa mau minta ke Kompasianer? Bakalan pada mundur teratur tuh.

Iklan ada di media online sudah umum kok, maksudnya sudah dimaklumi. Dan tidak masalah.

Apalagi di Kompasiana, iklannya itu statis tidak berseliweran sehingga tidak mengganggu siapa pun yang sedang membaca artikel.

Namun, yang mengganjal, yang -- menurut saya ini mah - jadi masalah kalau foto di iklannya itu yang membuat jengah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline