Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Pensiunan yang ingin terus menulis

Berawal dari Akhir

Diperbarui: 24 April 2021   06:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tribunnewsdotcom

"Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), ....." (Al-Hasyr: 18)

Kali ini saya mau cerita tentang PTDI (Dirgantara Indonesia), dulunya IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara), serta bagaimana visi Pak Habibie ketika membesarkan perusahaan industri pesawat terbang itu.

PTDI yang pernah menjadi industri pesawat terbang tercanggih se-Asean.
PTDI yang memiliki karyawannya yang sangat diakui keahliannya. Anda bisa cek ke seluruh perusahaan industri pesawat di dunia ini, di dalamnya pasti ada minimal 2 orang mantan karyawan PTDI.

Visi Pak Habibie dalam membuat pesawat terbang, unik. Bahkan sangat unik.

Saat membangun PTDI (IPTN), beliau tidak berawal dari mendesain sebuah pesawat lalu membuatnya. Namun, yang dilakukannya adalah menjalin kerjasama dengan industri pesawat terbang lain.

PTDI membeli pesawat dengan kesepakatan dirakit (assembly) di PTDI, dengan sebagian spare part-nya dibuat (dikerjakan) oleh karyawan PTDI. Kesepakatannya, kandungan lokal ini semakin lama semakin banyak prosentasenya. Dengan strategi ini, secara tidak langsung terjadi alih teknologi, dari perusahaan pesawat tersebut ke PTDI.

Sehingga kemudian lahirlah pesawat terbang NC-212, N nya Nusantara dan C nya Casa. Jadi pesawat ini hasil kesepakatan PTDI dengan Casa (Spanyol).

Kemudian ada pesawat CN-235, sama juga kerjasama dengan Casa (Spanyol),

Ada helikopter NBO-105, kerjasama dengan MMB (Jerman),

Ada NBell-412, kerjasama PTDI dengan Bell Helicopter Textron (USA)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline