Lihat ke Halaman Asli

Intelegensi Anak Usia Dini

Diperbarui: 19 April 2021   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Intelegensi sangat erat kaitanya dengan dunia pendidikan maupun pembelajaran. Hal ini dapat disebabkan dengan pendidikan yang telah dihadapkan pada setiap anak-anak yang berbeda, dengan berbagai macam kemampuan intelegensi. Sebagai pendidik tentunya harus mampu untuk memahami dari berbagai macam keragaman intelegensi pada anak didiknya. Berbagai macam keragaman yang dimiliki oleh anak-anak perlu untuk dipahami agar dapat memberikan pelayanan yang tepat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Perlu disadari bahwa kita sering sekali menemukan anak yang terampil, cepat dan juga cekatan serta ia hanya memerlukan waktu yang relatif singkat dalam menyelesaikan tugasnya ataupun pekerjaan yang sedang dihadapinya. Kemudian adapun sebaliknya yang membutuhkan waktu yang relatif lama dalam proses mengerjakan tugas. Bahkan ada pula yang lamban dan sampai-sampai tidak dapat menyelesaikan tugas ataupun pekerjaannya. Salah satu faktor yang dapat menentukan permasalahan tersebut yakni dari taraf intelegensi anak tersebut.

Istilah dari intelegensi sendiri yang sebagian dari masyarakat menamakannya dengan sebutan kecerdasan, kecerdikan, keterampilan serta kepandaian. Ada berbagai teori secara umum mengenai intelegensi,antara lain :

a. Teori general inteligensi

Teori pertama yaitu teori general inteligensi yang terdapat pada semua aspek dalam inteligensi secara umum, dengan tingkatan tertentu di dalam sejarah inteligensi yang terdapat di psikologi. Misalnya, bakat tertentu yang sudah terlihat dan dimilki oleh seseorang sejak ia lahir. Terdapat karakteristik pada teori general inteligensi yaitu berupa kemampuan umum yang telah dibawa sejak ia lahir dan bersifat konstan, digunakannya dalam setiap ada kegiatan yang sifatnya individu dengan jumlahnya berbeda-beda pada setiap individu satu dengan yang lainnya.

b. Teori specific inteligensi

Teori ke-dua yakni teori specific intelegensi, pada teori ini hanya terdapat beberapa faktor inteligensi. Misalnya, inteligensi yang terdapat di diri seseorang yang mempunyai keunggulan di beberapa inteligensi saja. Teori ini berhubungan dengan saraf otot, ingatan, dan juga pengalaman. Terdapat karakteristik pada teori specific intelegensi yaitu jumlah faktor spesifik pada setiap orang berbeda pada umumnya dan faktor spesifik ini bervariasi dari satu kegiatan satu dengan yang lainnya pada individu yang sama serta dapat diperoleh dan juga dipelajari dari lingkungan.

c.  Teori pembawaan

Teori ke-tiga yaitu teori pembawaan merupakan teori yang meyakini bahwa hal yang bisa menentukan dari pembawaan sesorang yakni sifat-sifat ataupun ciri-ciri yang dibawa oleh seseorang sejak ia lahir. Batas pada kemampuan sesorang dalam mengerjakan suatu hal ini dapat ditentukan oleh pembawaan masing-masing individu.

d. Teori kematangan

Teori ke-empat yaitu teori kematangan merupakan teori yang meyakini bahwa manusia bisa dikatakan mencapai tingkat kematangan apabila setiap organ tubuhnya bisa menjalankan fungsinya dengan optimal. Misalnya, apabila ada sesorang yang belum bisa dalam memecahkan masalah tertentu yang sedang dihadapinya, maka dalam artian organ tubuh serta fungsi organ tubuhnya belum mencapai pada tingkatan kematangan yang sesuai dengan seharusnya. Bisa disimpulkan bahwa tingkatan kematangan ini berhubungan erat dengan umur dan juga rentan usia setiap individu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline