Lihat ke Halaman Asli

Umi Fitria

TERVERIFIKASI

Ordinary Me

Mengapa Kehidupan Rumah Tangga Selalu Ramai Jadi Bahan Perbincangan di Sosial Media?

Diperbarui: 30 Januari 2023   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi keluarag dan rumah tangga (Migs Reyes/Pexels.com)

Berbicara tentang peranan pria dan wanita dalam sebuah rumah tangga memang tidak akan pernah menemukan titik tengah yang sama-sama memuaskan kedua belah pihak karena memang pria dan wanita tidak sama, kita berbeda, baik dalam struktur fisik maupun mental, bagaimana cara otak kita bekerja dan begitu juga dengan emosi kita, semua totally different dan menyatukan dua hal yang berbeda ini sungguh sangat tidak mudah, mungkin itulah mengapa rumah tangga dan pernikahan dikatakan sebagai ibadah seumur hidup atau sebagian menyebutnya lebih ekstrim lagi bahkan, yakni perang panjang , hehe.

Memang gambaran yang kerap diperlihatkan di tv dan tayangan-tayangan drama maupun novel-novel romantis sangat jauh dari realita karene gambaran itu, seperti namanya, hanyalah gambaran akan kehidupan ideal nan sempurna yang menjadi idaman banyak orang yang sayang nya tidak bisa didapatkan atau mungkin bisa namun sangat sulit untuk benar-benar diwujudkan di dunia nyata sehingga impian dan harapan itu dituangkan dalam bentuk pelarian nya sebagai film, novel dan karya-karya seni lainnya. Mungkin ini definisi “selamat datang di dunia nyata”, haha.

Kembali ke topik peran pria dan wanita dalam rumah tangga dan pernikahan,sedikit menggelitik bagaimana sebagian orang mati-matian memerjuangkan kesetaraan bahwa pria dan wanita harus punya porsi yang sama persis dalam menjalani kehidupan berumah tangga, sebagian yang lain tetap kekeuh pada pendirian pria sebagai kepala dan pemegang otoritas sedangkan wanita harus patuh dan menurut, sebagian juga berpendapat bahwa sistem dan budaya kita dikuasi oleh patriarki yang mendarah daging yang selalu menyudutkan posisi wanita dan membuat wanita mengalami dilema berkepanjangan. 

Namun, dari semua pemikiran yang ingin mendobrak sistem, budaya dan adat istiadat tersebut, banyak pula kita dapati rumah tangga yang selamat dan adem ayem saja meskipun sang wanita hanya menjadi ibu rumah tangga, meksipun banyak mata melihat dengan rasa iba kepada wanita dan mencibir sang pria, namun toh mereka yang menjalani merasa tidak ada yang salah dengan rumah tangga dan keluarganya, sehingag rasa-rasanya seperti paradox, apakah ini atau itu yang benar atau sebenarnya ini semua hanyalah masalah mindset saja? semua hanya ada di kepala masing-masing individu saja? pada akhirnya semua punya kebenaran versi dirinya masing-masing sesuai standar nilai yang dianut?

Pengalaman hidup tentu berperan besar dalam membentuk mindset dan nilai hidup yang dipegang teguh. Seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga yang sering kita sebut menganut sistem patriarki akan menganggap model keluarga konvensional adalah model yang baik dan layak karena mungkin dia tumbuh besar dengan selamat dalam model keluarga seperti itu dan tidak menutup kemungkinan nilai dan kepercayaan ini akan dia anut juga saat dia dewasa. 

Berbeda orang, berbeda pengalaman, berbeda pula mindset yang akan terbentuk, mungkin narasi tersebut akan berbeda saat si anak tumbuh besar dalam keluarga yang menganut prinsip yang berkebalikan yang banyak kita jumpai di era modern ini, di mana kesetaraan digaungkan dengan keras, pun bisa jadi juga akan membentuk mindset dan pola pikir serta pemahaman yang berbeda pula dalam melihat hidup dan gambaran keluarga saat dia dewasa.

Sebenarnya mau bagaimanapun sistem kehidupan berumah tangga yang kita anut, kuncinya adalah kesepakatan antara si pria dan wanita. Selama keduanya deal dan sepakat, semua akan lebih mudah untuk dijalani. 

Kita tidak bisa menggunakan pengalamn hidup pribadi kita ataupun orang lain yang kita kenal sebagai referensi untuk menjustifikasi rumah tangga orang lain benar atau salah karena semua kembali ke pengalaman hidup personal yang sifatnya pribadi dan tidak sama bagi setiap orang  sehingga apa yang menurut si A ideal dan benar belum tentu menurut si B demikian karena si A dan B berbeda koordinat nya dalam hidup sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda pula dalam memaknai suatu kondisi atau fenomena hidup.

Hidup itu adil, ya, hidup itu juga terkadang tidak adil, mungkin ada benarnya, hidup itu menakjubkan, setuju, hidup itu juga penuh paradox, tidak salah juga, hehe.  See, begitu banyak hal yang kita alami dan amati dalam hidup, jadi  marilah kita saling menghargai prinsip dan pilihan hidup orang lain tanpa terus-terusan membenturkan nya dengan prinsip dan pilihan hidup kita dan merasa paling benar.  

Jadi, tidak perlu kita pusing-pusing terpengaruh dengan pandangan hidup orang lain karena yang paling tahu apa yang terbaik untuk diri kita ya kita sendiri, nilai apa yang kita pegang dalam hidup ya hanya kita yang tahu karena dalam urusan sosial bermasayarkat yang terpenting adalah bagaimana output perilaku kita, bukan mengumbar apa prinsip dan fundamental hidup kita karena itu bukan konsumsi publik, melainkan pusaka hidup yang harus kita jaga dan lakukan dengan khidmat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline