Lihat ke Halaman Asli

Uli Hartati

TERVERIFIKASI

Blogger

Artidjo Alkostar Tokoh Fiksi Pahlawan Keadilan Dalam Dunia Nyata

Diperbarui: 5 Maret 2021   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Republika.co.id design by ulihape

Artidjo Alkostar Pahlawan Keadilan

Mendengar nama beliau aku yakin semua akan menyebutkan hal senada bahwa beliau layak menyandang predikat pahlawan keadilan, namun beliau memang orang yang rendah hati malas berurusan dengan segala embel-embel yang berujung akan menanam budi sehingga susah menegakkan kebenaran karena biasanya orang yang berjasa pada kita akan selalu meminta pemakluman dalam banyak hal. 

Karena itu beliau sangat meminimalisir berkenaan dengan meminta sesuatu hanya untuk sebuah perbuatan.

Sebenarnya aku nggak begitu mengikuti sosok beliau, hanya saja seiiring kepergian beliau semua yang mengenalnya menuliskan saksi kebaikannya.

Artidjo Alkostar mengingatkan saya pada cerita fiksi tentang pengacara yang berjuang untuk keadilan dan membela orang-orang yang berjuang untuk mendapatkan keadilan dimata hukum.

Namun Artidjo Alkostar bukanlah kisah fiksi melain sebuah catatan sejarah bahwa di negara ini ada pejabat yang tak bisa disuap dengan apapun. Ada banyak tokoh fiksi pengacara seperti Alm. Bapak Artidjo Alkostar, pengacara yang harus memperjuangkan kebenaran hanya karena merasa itu sebuah kewajiban.

Pengacara baik memang sering menjadi harapan terakhir bagi mereka yang terjerat masalah hukum. Alm Bapak Artidjo Alkostar adalah tokoh fiksi pejuang keadilan dalam dunia nyata, mirip dengan kisah fiksi kalau penagcara baik itu kasusnya sering kalah dan bakalan sering kena teror dan pengacara baik akan siap mati dalam kondisi apapun dalam memperjuangkan sebuah kebenaran.

Beliau adalah panutan bagi banyak pengacara, bahkan dihari tuanya dengan sakit yang diderita masih bersikukuh bahwa belaiu baik-baik saja dan merasa tak perlu mendapatkan perwatan hanya (mungkin) karena tak ingin merepotkan siappapun.

Bila dulu ada ustads yang ceramah menyebutkan bahwa pengacara adalah golongan pekerjaan yang penuh dusta maka almarhum Artidjo Alkostar membungkam kesimpulan tersebut, sejak dulu hingga ajal menjemput tak pernah beliau mematok tarif untuk sebuah jasa pembela kebenaran. Bahkan klien suka kebingungan untuk memberikan upaha atas jasa beliau.

Aku pernah membaca kisah beliau yang memecat anak buahnya karena menagih klien yang sudah dimenangkan kasusnya, bagi beliau jasa membela kebenaran itu tak ada biayanya jadi kalao klien mau bayar ya monggo bila tidak nggak usah di tagih dan hal ini beliau contohkan ketika beliau menjadi Hakim Agung dan tinggal di rumah kontrakan padahal ada fasilitas.

Menurut beliau bila memang fasilitas seharusnya diberikan tanpa diminta, akan ada banyak celah ketika beliau harus meminta fasilitas dan hal-hal seperti ini tidak dilakukan demi menjaga komitmen berlaku jujur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline