Lihat ke Halaman Asli

Ofi Sofyan Gumelar

TERVERIFIKASI

ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Titik Balik Menumbuhkan Optimisme di Masa Pandemi

Diperbarui: 7 Mei 2020   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah Satu Sudut Candi Borobudur (Sumber: manado.tribunnews.com)

"Pada akhirnya hanya ada tiga hal yang tersisa, yaitu seberapa banyak kau mencintai, seberapa lembut kau menjalani hidup, dan seberapa ikhlas kau melepas sesuatu yang ditakdirkan bukan untukmu."

Hari ini bertepatan dengan hari ke-14 puasa Ramadhan, umat Budha sedang merayakan hari Waisak. Perayaan untuk mengenang tiga peristiwa penting sang Budha Gautama, Kelahiran, Pencerahan sempurna, dan hari wafatnya.

Seperti yang tengah dialami umat muslim, pengikut budha tahun ini tak bisa merayakan hari waisak seperti biasanya. Kita sedang berada pada masa yang serba terbatas. Apalagi kalau bukan gara-gara pandemi corona? Kebijakan social distancing menyebabkan kita tak bisa melaksanakan ibadah secara masal.

Saya yakin semua agama mengajarkan umatnya untuk berbuat kebaikan dan cinta kasih antar sesama. Sengaja saya menukil pesan sang budha pada awal Tulisan ini. Pesan ini saya pikir tak hanya berlaku bagi umat Budha saja, tapi juga bagi seluruh manusia. Bahwa dalam hidup ini kita harus memberikan rasa cita kepada sesama dengan penuh keikhlasan. Dalam ajaran Islam yang saya anut, ada banyak ayat Qur'an dan hadist nabi yang menyerukan umat muslim untuk mencintai dan menghormati orang lain, termasuk yang berbeda keyakinan.

Hari ini kita dihadapkan pada situasi yang sedang penuh Ketidakpastian. Efek pandemi corona bukan saja menyerang kesehatan fisik semata, tapi juga merenggut ruang gerak kita, dan yang terparah lagi mengancam ekonomi masyarakat. Sudah banyak cerita soal mereka yang samapi kehilangan sumber pendapatannya.

Beragam prediksi beredar soal perkembangan sebaran dan korban virus yang belum ditemukan obatnya ini. worldometer masih menghitung peningkatan angka jumlah korban di seluruh dunia tiap harinya. Pada saat yang sama, ada banyak masyarakat yang semakin terpuruk kondisi keuangannya. Bayang-bayang suram sepertinya terus berlanjut tanpa diketahui kapan ini segera berakhir.  Mari berhenti sejenak untuk gelisah dan merenungkan kembali apa yang bisa kita lakukan untuk menyikapi kondisi ini.

Pandemi ini seharusnya bisa membuat kita memaknai kembali ajaran agama kita. Mungkinkah Tuhan menurunkan wabah ini agar kita bisa lebih peka terhadap sekitar kita? Ya, momen Ramadhan dan waisak ini sejatinya harus bisa membuat kita lebih merasakan kembali persaudaraan dan kasih sayang diantara umat manusia.

Kita melihat ada banyak orang yang terdampak akibat pandemi ini. Buat yang masih berkecukupan dan memiliki kelebihan sumber daya, mengapa tak membantu mereka yang membutuhkan? Pemerintah memang telah menyiapkan beragam kebijakan untuk membantu mereka yang terdampak ekonominya karena pandemi ini. Tapi itu saja tidak cukup, dibutuhkan peran kita untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan.

Lagipula bagi seorang muslim, bulan Ramadhan adalah momen dimana segala amal saleh dilipatgandakan pahalanya. Tentu saja, bukan hanya itu yang harus dikejar, tapi bagaimana kita bisa membantu orang lain yang membutuhkan.

kabar baiknya, ada banyak yang tergerak mengkoordinir gerakan menolong tersebut, baik perorangan maupun Lembaga. Mudahnya ya kita tinggal berdonasi melalui mereka. Sekecil apapun bantuan kita, tentu saja akan berarti bagi yang membutuhkan.

Saya optimis, Ketika rasa belas kasih tersebut semakin menguat dalam diri kita masing-masing, kita bisa saling menguatkan. Ketika rasa persaudaraan dan saling membantu semakin menguat, saya yakin kita bisa berdamai dengan kondisi yang ada ini, dan memerangi pandemi yang sedang melanda. Kalau sudah begitu, yakinlah bahwa kita akan kuat menghadapi masalah yang timbul gara-gara virus corona ini. Kuncinya adalah bagaimana kita meningkatkan rasa persaudaraan dan saling mencintai sesama manusia. Bukan begitu?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline