Mohon tunggu...
Suhendrik N.A
Suhendrik N.A Mohon Tunggu... Freelancer - Citizen Journalism | Content Writer | Secretary | Pekerja Sosial

Menulis seputar Refleksi | Opini | Puisi | Lifestyle | Filsafat dst...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Refleksi Hari Pahlawan 10 November, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Kian Sekarat

10 November 2024   14:01 Diperbarui: 10 November 2024   16:31 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru, Kemendikbud Ristek. (DOK. Humas Kemendikbudristek via kompas.com)

Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Hari ini seakan menjadi cermin besar bagi kita untuk melihat lagi perjuangan orang-orang yang pernah mengorbankan segalanya demi kebebasan. 

Pahlawan yang dulu angkat senjata dan bertaruh nyawa kini hidup dalam berbagai wujud lain, tanpa pedang atau senapan. Namun sayangnya, nilai mereka kini seakan pudar; pahlawan tanpa tanda jasa yang semakin terlupakan di negeri ini semakin tergerus.

Siapa mereka? Mungkin pertama yang terlintas adalah para guru, tenaga kesehatan, dan relawan yang setiap hari berdiri di garis depan demi kemajuan anak-anak bangsa, kesehatan masyarakat, dan keselamatan banyak orang. 

Mereka yang tak selalu mendapat penghargaan besar atau bonus gaji berlimpah, tetapi setia menjalankan tugasnya dengan ikhlas, bahkan saat tenaga dan suara mereka perlahan melemah. 

Mereka adalah pahlawan yang hadir di sekitar kita tanpa embel-embel gelar atau tanda jasa yang membuat mereka dikenal di seluruh negeri. Namun ironisnya, keberadaan mereka justru semakin terpinggirkan.

Ilustrasi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa (Dokpri)
Ilustrasi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa (Dokpri)

Menyedihkan bahwa kontribusi pahlawan tanpa tanda jasa ini sering kali dianggap remeh dan seakan hanya bayangan dari kejayaan pahlawan di masa lalu. 

Ketika perjuangan mereka adalah tentang memastikan anak-anak desa bisa membaca, atau merawat pasien yang mungkin tak mampu membayar biaya rumah sakit, mereka justru terjebak dalam sistem yang acapkali tak mendukung mereka untuk benar-benar bisa maju. 

Lihat saja kondisi guru-guru honorer yang terkadang harus bertahan hidup dengan gaji yang tak seberapa. Atau tenaga medis yang bertugas di pelosok tanpa perlengkapan memadai, bahkan saat mereka terus berada di sana, menghadapi segala keterbatasan.

Bicara tentang pahlawan tak lagi sekadar tentang orang-orang yang berperang melawan penjajah di masa lampau. Hari ini, pahlawan hadir dalam wujud-wujud sederhana yang mungkin tak kita sadari keberadaannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun