Lihat ke Halaman Asli

M. ERIK IBRAHIM

🏆💪 Berakit-rakit dahulu, berenang-renang Ketepian, Bersungguh-sungguh dahulu, Mendulang Kemenangan Kemudian kemenangan🏆💪

Cerpen: Dua Kursi

Diperbarui: 16 Oktober 2022   13:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar by wallpaperbetter. Com. Suasana taman dimalam hari dengan dua kursi didalamnya. Minggu 16/10/2022

Kalau ada makanan dimeja.. 

Tak pernah engkau makan... 

Kalau hanya kopi yang ku suguhkan... 

Tak pernah engkau minum..... 

Awas jangan sampai kau macam macam... 

Diluaran rumah kau macam macam.. Sayaaang... 

Awas... Awas... Awas.... 

Menelisik musik sembari memutar radio ditengah hari siang bolong. Rupa-rupanya tak sengaja didengar istri pak khamim,... 

" Pakne, sampeyan ojo macem macem yho mas. Awas nak macem macem, tak tinggal mengko." 

Meracau dengan suara serak serak banjir dengan melirik tajam dengan jari jemari mengarah dan menunjuk kedua bola mata Pak khamim. 

" Inggih Bu ne , lha iku cuma lagu tto bu.Uwes rak usah ngrungokne kwi, bati buyar pikiran Pak ne". Sahut Pak khamim dengan gelapap takut. 

Pak khamim dengan kumis tipis dengan lesung pipinya memang membuat para tetangga sumringah kepadanya. 

Istri mana yang tidak cemburu?... 

Tidak bisa dibiarkan. 

" Ojo sampe pak ne mesam mesem neng tonggo liyo, nko nak tak jarke, aku iso mundur teratur iki...".

Istri pak khamim yang kebetulan cantik nya "sedengan" dibanding tetangga nya yang cantiknya cetar membahana enggan mau kalah. 

Suatu hari, dimalam hari, bu khamim mencoba mencari, melanglang buana mencari foto foto pengantin kenangan nya dengan pak Khamim. Sengaja, untuk merajut kembali jalinan komunikasi rumah tangga yang hampir rantas bagai dimakan rayap. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline