Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Nomad Digital

Piala Super Italia, Sarriball, dan Konsekuensi Transisi

Diperbarui: 24 Desember 2019   02:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pemain Lazio merayakan gol ke gawang Juventus dalam laga Piala Super Italia 2019, Minggu (22/12/2019).(GIUSEPPE CACACE/AFP) via Kompas.com

"After Ajax there was Sacchi's Milan, then Guardiola, who rather sent football to sleep. Fortunately now we've got Sarri, who can wake football up again." - Fabio Capello

Lazio-nya Simone Inzaghi harus diberi penghormatan yang tinggi. Dalam dua pertemuan beruntun, taktiknya sukses besar menghancurkan Sarriball. Dengan skor akhir yang sama telak, 3:1. 

Leo Bonnucci, dkk dibikinnya selevel tim dengan cara bermain yang cuma bisa memenangkan peringkat di statistik! Atau jika kekalahan ini ingin dimengerti dari sejarah karir Maurizio Sarri, maka gaya Lazio menegaskan jika Italia bukan kultur yang mudah bagi sepakbola menyerangnya. 

Lazio Juara Piala Super Italia | AFP via inews.id

Di King Saud University Stadium, dengan pakem 4-3-1-2, Juventus terlihat sekali kesulitan membongkat mekanisme kerja gerendel. Jarak antar pemain Lazio begitu rapat dan tertib. Tidak boleh ada ruang yang terlalu luas bagi. 

Walhasil: kinerja Pjanic yang menjadi konduktor di lapangan tengah tidak cukup greget. Manuver Dybala yang sesekali menciptakan kejutan tidak cukup memberi efek. Dan kontribusi CR7 sebagai pemain paling sering melepas shots per Game di Serie A terkesan agak mandeg. 

Sebaliknya, ketika terbebas dari kepungan ball possession, skenario serangan balik Ciro Immobile, dkk yang menyasar lubang di pertahanan bekerja lebih maknyus

Taktik yang Italia banget ini beberapa membuat Bonucci kalah sprint dan keteteran. Demiral, yang sementara menjadi alternatif dari inkonsistensi de Ligt pun terlihat kerepotan. 

Situasi lini belakang yang kocar-kacir jelas saja tidak berdiri sendiri. 

Terlihat sekali, ketika serangan balik itu dimulai, lini tengah Juventus juga kelabakan membangun barikade. Seperti tidak mengerti bagaimana membangun antitesanya! Ini yang saya perhatikan dari depan layar kaca sebelum terlelap di permulaan babak kedua tanpa sempat mengenang wajahmu!

Saya terus ingat, dalam banyak situasi dimana Juventus bermain payah-datar-hambar, sepertinya belum ada formula yang handal ketika kita bertanya bagaimana bertahan dengan benar secara Sarriball di Italia? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline