Lihat ke Halaman Asli

FX TRIYAS HADI PRIHANTORO

belajar menjadi lebih baik

Kepedulian Alumni, Adji Watono

Diperbarui: 5 September 2015   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Tidak diragukan lagi tingkat kepedulian alumni SMA Pangudi Luhur SMA Pangudi Luhur Santo Yosef  Surakarta. Selain sudah terbentuk dan bergabung dalam Ikatan Alumni SMA (Ilunisma), kadangkala secara individual, alumni juga dengan kesungguhan melakukan kegiatan dan memberi bantuan secara sukarela.

Seperti halnya yang dilakukan Adji Watono (alumni 1969), meski secara rutin memberikan bantuan beasiswa kepada siswa yang beprestasi dan kurang mampu. Namun setiap ada acara ke Surakarta, meski hanya beberapa menit mampir ke almamaternya.

Kamis (3/9/15) moment special bagi SMA ini, meski bersamaan dengan akreditasi, namun kedatangan Adji Watono tidak mengurangi  dalam penyambutan warga sekolah. Selain napak tilas, kedatangannya sekaligus untuk menyiapkan pembuatan biografi bersama perjalanan mengelola bisnis advertisingnya “Dwi Sapta.”

Bersama dengan Agung Adiprasetyo (CEO Kompas), dan Ketua Ilunisma, Sari Dasanta.  Adji Watono diterima oleh Kepala Sekolah, Br. Yohanes Sudaryono, M.Pd. bersama staf guru. Dalam kesempatan ini sempat ditanyakan oleh Agung, apa yang melatar belakangi proses pendidikan yang dikelola Bruder FIC, mampu mencetak sosok seperti Adji Watono ?

Dikatakan oleh Br. Yohanes bahwa pendidikan di sekolah Bruderan terkenal dengan pembangunan karakter untuk menjadi manusia yang disiplin dan bertanggung jawab. “ karena ketaatan dan kepatuhan pada aturan yang berlaku, maka menjadikan siswa bisa mengelola dirinya menjadi manusia yang bertanggung jawab,” tandasnya.

Pernyataan itu semakin diamini oleh Adji Watono saat berkeliling kampus. Diceritakan bahwa bila terlambat pasti akan kena hukuman dari Br. Bonifacio FIC ( Kepala Sekolah) waktu itu. “ Di pintu gerbang ini saya pernah dihukum berdiri dan dijemur sampai istirahat pertama, karena terlambat,” ujar Presiden Direktur Dwi Sapta tersebut,  sambil menunjukkan posisi waktu mendapatkan hukuman.

Kepedulian Adji Watono memang layak diapresiasi. Sebelum berpamitan untuk melanjutkan agenda yang lain. Dia meminta agar ada 5 guru/karyawan untuk dikirim ke Jakarta mengikuti pelatihan IT di perusahaanya demi menghadapi era digital. “ Dan bila ada waktu, silahkan semua tenaga pendidik dan kependidikan berkunjung ke Jakarta, dan segala fasiltas ditanggung,” pungkasnya.

(hans)

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline