Lihat ke Halaman Asli

Sensor Pengunjung Mal Otomatis

Diperbarui: 29 September 2020   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Seiring berjalannya waktu, dan maju nya era globalisasi, gedung-gedung pun semakin banyak dibangun untuk menghiasi kota. Salah satu gedung yang banyak diminati masyarakat yaitu, Mall. 

Mall adalah jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitetur berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur untuk berjalan-jalan yang teratur sehingga berada di antara toko-toko kecil yang saling berhadapan.

Masyarakat sangat antusias dengan adanya mall ini, tetapi dengan keadaan kita sekarang yang sedang mengalami dampak dari Covid-19, sebaiknya kita tidak berpergian dan diam saja dirumah. 

Namun ekonomi Indonesia pun harus tetap berjalan dimasa pandemic seperti ini, jadi pemerintah tetap membuka mall tetapi dengan batasan waktu sampai pukul 20.00 sesuai daerah sekitar.

Dampak lain Covid-19 yaitu tidak diperbolehkan berkerumun di satu tempat, dan untuk mengatasi masalah ini di dalam mall, saya hanya ingin menyampaikan sebuah ide agar mempermudah pemilik mall dalam masa pandemic seperti ini. Saya menyarankan untuk menggunakan sensor pendeteksi banyaknya masyarakat yang ada di dalam mall.

Ketika mall di batasi jumlah pengunjungnya agar tidak berkerumun, maka dibutuhkan sistem pengitung pengunjung yang telah masuk ke dalam gedung mall tersebut. Misalkan saya atur jumlah pengunjung menjadi 200 orang, jika sudah 200 orang di dalam gedung, maka pintu mall akan tertutup otomatis sampai ada orang yang keluar dari mall tersebut. 

Bagaimana cara mengetahui nya sudah limit atau belum, disini kita menggunakan sensor Ultrasonic, ATmega16 untuk menghitung pengunjung. Dan terdapat kodingan pula yang akan mengirim lewat web untuk memberi tahu bahwa pengunjung sudah mencapai batas

Tentu saja dengan adanya alat ini sangat membantu, menjadi lebih terkendali situasi mall dan tidak berkerumun yang menyebabkan penularan Covid-19.

Oleh: Tria Febriyanti, Ridwan Siskandar M.Si




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline