Lihat ke Halaman Asli

Triadi Anggoro

Guru Seni Budaya SMK

Support Sikecil untuk Menyanyikan Lagu Sesuai Usianya

Diperbarui: 8 Oktober 2022   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Halo Sobat Pembaca Artikel Kompasiana yang berbahagia semoga anda semua selalu diberikan kesehatan dan bisa beraktifitas penuh semangat!

Pada hari ini kita bertemu dengan judul artikel " Support Sikecil Untuk Menyanyikan Lagu Sesuai Usianya ", mari kita bahas bersama apa yang menarik dari judul tersebut dan apa penyebabnya?

Yang menarik adalah sikecil, dia anak mungil yang lucu, ceria, dan tertawa bersama keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar yang sangat menyayangi dia, memperhatikan pola tingkah laku dia yang unik, tutur bicara yang tak luput dari upaya untuk menirukan apa yang didengar maupun dilihat sehingga dia merasa sangat bahagia.

Tetapi apalah jadinya bila sikecil baru memulai mengenal dunianya pada tahap pertumbuhan dan perkembangan telah mengalami banyak trauma bahkan pendewasaan dini terutama melalui lagu. Apa yang menjadi penyebab ini semua? 

1.  Minimnya penciptaan lagu untuk anak-anak, karena selalu di dominasi oleh lagu-lagu orang dewasa termasuk lagu-lagu tentang percintaan, dll

2. Kurangnya perhatian dan kontrol orangtua akan perubahan yang terjadi pada diri anak-anak ketika sebelum dan sesudah menyanyikan lagu-lagu orang dewasa

Dan penyebab-penyebab lainnya yang tidak dapat dihindari, dipungkiri karena semua orang pasti mengetahui dan memahami apa yang sedang terjadi pada anak-anak serta apa yang akan terjadi pada anak-anak bila faktor penyebab ini tidak dicarikan solusi terbaiknya.

Sebelum anak-anak menyanyikan lagu pasti diawali dengan proses mendengarkan lagu-lagu dan ada 5 dampak buruk anak ketika mendengarkan lagu-lagu orang dewasa yaitu : (1) Mengganggu pola pikir (2) Mudah terbawa emosi (3) Dapat menimbulkan trauma (4) Merusak persepsi anak (5) Bersikap lebih dewasa dari usianya (sumber referensi : https://id.theasianparent.com/anak-mendengarkan-musik-dewasa)

Setelah mendengarkan lagu akan dilanjut anak-anak menyanyikan lagu tersebut dan menurut psikolog anak, Dr Seto Mulyadi, tingkah laku anak sebenarnya bisa dikaitkan dengan kebiasaan menyanyinya. Lirik lagu akan diperagakan dan ditiru oleh anak dalam kehidupan sehari-harinya. Kalau anak menyanyikan lagu-lagu anak, seperti lagu 'Lihat Kebunku', anak akan belajar untuk merawat dan menyayangi tanaman yang ada di kebun. "Tapi kalau isinya lagu itu justru mengandung hal-hal yang dia bingung, misalnya tentang percintaan, perselingkuhan, dia akan jadi tidak fokus dalam mengembangkan karakternya. Salah-salah malah justru akan mengangkap sebagai suatu yang negatif dan itu yang harus diikuti," ujar psikolog yang akrab disapa Kak Seto ketika ditemui HaiBunda beberapa waktu lalu. (sumber referensi : https://www.haibunda.com/parenting/20181108130011-61-27729/anak-menyanyikan-lagu-orang-dewasa-apa-efeknya)

Melihat dari penyebab dan akibat yang ditimbulkan, apakah kita tetap membiarkan hal itu terjadi? Bila tidak, mari sobat mulai dari sekarang kita selalu berupaya mendukung, mensupport anak-anak kita untuk menyanyikan lagu-lagu yang sesuai dengan usianya agar proses pertumbuhan dan perkembangan karakter dia menjadi lebih baik terutama di masa anak-anak.

Bukan perkara kurang keren, kurang trendy dan lain sebagainya tetapi bagaimana bila lagu anak-anak dinyanyikan dengan genre atau aliran musik yang berbeda-beda sehingga minat anak mencintai akan lagu anak-anak serta dunianya menjadi solusi terbaik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline