Lihat ke Halaman Asli

Topik Irawan

TERVERIFIKASI

Full Time Blogger

Geliat Buruh di Tanggal 10 Desember

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14182309781706364404

[caption id="attachment_358881" align="aligncenter" width="300" caption="Buruh memadati jalanan ibukota(dok pribadi)"][/caption]

Tiga konfederasi besar buruh di Indonesia yang terdiri dari KSPI, KSBSI serta KSPSI serta beberapa federasi buruh lainnya, meluberi jalanan Jakarta pada tanggal 10 Desember 2014, bukan tanpa alasan buruh akhirnya di hari Rabu melakukan unjuk rasa nasional, bukan di Jakarta semata buruh melakukan unjuk rasa, di beberapa kota yang memiliki basis massa buruh melakukan hal yang sama.

Tuntutan buruh adalah menolak kenaikan BBM, karena faktanya harga minyak dunia mengalami penurunan, tidak menaikan tarif daya listrik(TDL).

Tetap menjaga kemampuan daya beli masyarakat, yang salah satunya dengan cara menaikan upah minimum(UMP/UMK) tahun 2015, melalui mekanisme penghitungan ulang di setiap Dewan Pengupahan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Merevisi komponen kebutuhan hidup layak yang menjadi dasar perhitungan UMP/UMK dari 60 menjadi 84 komponen.

Jalankan jaminan pensiun wajib mulai Januari 2015 dengan mengesahkan RPP bulan ini.

Hapuskan praktek sistem kerja outsourcing khususnya di BUMN dan BPJS Ketenagakerjaan dengan mengangkat pekerja outsourcing menjadi pekerja tetap di BUMN/BPJS Ketenagakerjaan.

Angkat pekerja dan guru honor menjadi pegawai negeri sipil.

Buruh dengan beragam federasi ini memadati Bundaran HI, kantor gubernur DKI, tanpa menghiraukan cuaca yang terik, kaum buruh ini tetap teriakan permintaan agar pemerintah lebih memperhatikan nasib rakyat kecil, karena bagaimana pun dampak kenaikan BBM sangat terasa, dan upah pun sebenarnya belum naik namun biaya hidup terus merangkak naik mengikuti naiknya BBM.

Pemerintah Jokowi JK perlu mendengar dan mengambil sikap untuk menyelamatkan nasib jutaan rakyat miskin yang semakin bertambah pasca kenaikan harga BBM,harga kebutuhan pokok yang terus naik diikuti kenaikan biaya transport dan sewa rumah, bahkan juga kenaikan tarif daya listrik akan semakin menurunkan daya beli masyarakat hingga 50%. Demikian yang disampaikan oleh Mirah Sumirat, presiden Aspek Indonesia dalam keterangan pers tertulis yang disampaikan dari Cape Town  Afrika Selatandi sela sela kegiatan Union Network International Congress.

Semoga perjuangan buruh akan menemukan momentumnya, agar impian sejahtera di negeri nusantara bukan isapan jempol belaka, hidup buruh, Hidup Buruh Yang Melawan!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline