Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat dan Praktisi

Saya, Suka Berbagi?

Diperbarui: 22 April 2022   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Supartono JW


Mungkin, kita sering mendengar kisah seperti ini, ya?

Orang kikir dan faktanya

Jangankan menjadi sponsor, sekadar donasi sekadarnya untuk membantu kegiatan saja tak sudi.

Jangankan menyumbang iuran sukarela, membayar iuran wajib saja sering terlambat, atau malah tak bayar dan terus  hutang.

Jangankan uang atau harta pribadi, uang atau harta orang lain yang diamanatkan saja, dimanfaatkan dulu, diendapakan dulu diambil untungnya, terlambat disampaikan, bahkan tak sampai pada yang dituju karena diambil untuk diri sendiri.

Jangankan uang atau harta pribadi dibagi  ke orang lain, uang atau harta orang lain saja malah dikorupsi.

Jangankan ikut andil iuran atau menyumbang dalam suatu acara, saat acara malah hanya menikmati saja dan pulangnya mengangkut makanan.

Jangankan membagi makanan untuk orang lain, makan untuk diri sendiri saja sangat berhitung, sampai badannya kurus kering, padahal uang dan hartanya banyak.

Jangankan mendermakan uang kembalian saat membeli sesuatu, kembalian 500 rupiah saja ditungguin.

Masih banyak, kisah tentang jangankan-jangankan yang lain, terkait kisah-kisah sejenis. Mengapa ada orang-orang seperti itu di dunia ini.

Orang-orang seperti ini tersebar, mulai dari perorangan/pribadi, atau orang yang dapat amanah menjadi pejabat atau pemimpin mulai dari tingkat RT sampai pemimpin negeri. Dan, orang-orang dalam kisah tersebut, para aktor dan aktrisnya, ternyata tergolong dalam jenis manusia yang sama, KIKIR.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline