Lihat ke Halaman Asli

Pandji "Keseleo Lidah", Kesempatan Pendukung Ahok Balas Dendam?

Diperbarui: 24 Januari 2021   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar tribunnews.com

Saya termasuk salah satu penggemar Pandji Pragiwaksono. Saya mengagumi pola pikir dan cara dia ber-Stand Up Comedy. Dalam Stand Up Comedy Pandji pragiwaksono memang sudah biasa mengangkat isu-isu sosial. Mulai dari sejarah, PKI, hak asasi manusia, tragedi tahun 98, hingga isu tentang binatang. Karena saya sudah sering menonton dan mendalami pemikiran Pandji pragiwaksono maka saya sama sekali tidak ada masalah dengan pilihan politiknya.

Seperti kita tahu Pandji Pragiwaksono pernah menjadi juru bicara Anies Baswedan dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Saat itu saya mendukung Ahok, Padahal saya bukan warga Jakarta hehehe. Maksud saya demi kebaikan saudara-saudara di Jakarta saya mendukung biar Ahok yang jadi gubernurnya. Karena saya memang sangat meragukan kapasitas Anies, dan terbukti hari ini Anies telah gagal memimpin kota Jakarta dengan baik dan transparan.

Kalau dulu kita sering melihat Ahok marah-marah karena menuntut transparansi pada anak buahnya, sekarang malah rakyat DKI Jakarta yang marah-marah menuntut Anies lebih transparan. 

Kembali pada Pandji pragiwaksono, baru-baru ini nama Pandji Pragiwaksono menjadi trending karena video YouTube-nya. Dalam video itu Pandji membandingkan peran Front Pembela Islam dengan NU. 

Pandji bilang bahwa membubarkan Front Pembela Islam adalah percuma karena mereka hanya akan berganti baju dan terlahir kembali dengan nama lain. Dan Sebenarnya apa yang dinyatakan Pandji terbukti karena Front Pembela Islam sekarang berubah nama menjadi Front Persaudaraan Islam.

Lalu Pandji juga menyampaikan pandangan Thamrin Tamagola bahwa FPI disukai masyarakat karena hadir untuk kalangan bawah. Sementara elite elite di NU pintunya tidak terbuka untuk masyarakat bawah. 

Kalau ada yang tidak setuju sebenarnya sah-sah saja, cuman saya heran dengan netizen yang begitu emosi, marah-marah, mencaci-maki profesi komedian hingga menyerang pribadi. 

Saya tidak paham Kenapa begitu banyak masyarakat yang tidak punya kesabaran untuk mencerna sebuah pernyataan, menyusun argumen tanda tidak setuju, lalu meluapkannya dengan argumentasi yang terstruktur.

Maka saya punya dua analisa untuk hal ini.

Pertama, mereka yang begitu emosi dengan pernyataan Pandji pragiwaksono kemungkinan besar memang tidak menyukai Front Pembela Islam. Sehingga begitu ada yang memuji Front Pembela Islam orang-orang tersebut langsung marah. Kesalahan orang yang berpikir seperti ini adalah tidak menangkap seluruh maksud pernyataan Pandji. M

ereka fokus pada Front Pembela Islam-nya, tapi mengabaikan kritik tentang ketidak hadiran elite tokoh agama dalam lapisan masyarakat yang paling bawah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline