Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Mempromosikan Batik di Negeri Orang

Diperbarui: 5 Oktober 2022   04:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ket.foto: pakai baju batik di Belanda.//dokumentasi pribadi

Memperingati Hari Batik Nasional Tidak Cukup Pasang Slogan

Walaupun sudah berlalu dua hari,tapi meniru gaya pejabat,maka saya lakukan pembenaran diri,dengan meminjam kalimaat :"Bett er late than never" Nah,lebih baik terlambat,tapi saya masih menuliskan tentang hari Batik Nasional.ketimbang do nothing. Sesungguhnya, sejak saya sudah mampu beli pakaian sendiri,maka lemari pakaian saya ,di dominasi baju batik. Walaupun bukan batik yang harganya jutaan rupiah,tapi pokoknya saya bangga sebagai salah satu dari 250 juta orang Indonesia, ikut mempromosikan batik di Australia. 

img-20220828-wa0061-633ca55108a8b53bb45fbea2.jpg

Untuk hadiah ulang tahun sahabat kami orang Australia,kami hadiahkan batik,yang mereka terima dengan sangat senang. Walaupun batik tersebut harganya dibeli di Tanah Abang cuma seratus rebu rupiah,tapi di Australia kalau mau beli batik,paling murah 40 dollars atau setara 400 ribu rupiah dan ini bukan batik yang bagus,melainkan setara batik di Tanah Abang.

Ket,foto; pakai batik di Italia

Menjaga Martabat Bangsa dan Negara di Negeri Orang

Pada setiap kening orang Indonesia,sudah ada "stempel" tidak kasat mata. Begitu melakukan kesalahan,mana bukan  hanya nama pribadinya yang ditulis,tapi nama negara dan bangsanya ikut dipermalukan.

ket,foto: berbaju batik berfoto bersama ibu Dewi Agustina Tobing,yang waktu itu menjabat sebagai Consulate Jenderal di KJRI Perth/dokumentasi pribadi

dokpri

Salah satu contoh,saya kutip disini:

  • TRIBUN-MEDAN.com - Seorang mahasiswa asal Indonesia di Australia harus berurusan dengan hukum setelah ketahuan merekam tiga teman perempuannya saat mereka tengah mandi. https://medan.tribunnews.com

Tapi kalau ada mahasiswa Indonesia yang telah bersusah payah mempersiapkan tari vararian atau masakan,untuk mempromosikan negara dan bangsa Indonesia, ternyata nihil dari pemberitaaan media Indonesia. Saya dan isteri hampir selalu hadir dalam berbagai kegiatan komunitas orang Indonesia,baik semasa masih tinggal di Wollongong, New South Wales,maupun di Western Australia.  Setiap kali ada festival seni atau masakan indonesia, saya selalu mencari di berbagai media,tapi nihil pemberitaan.Termasuk saat mahasiswa Indonesia sukses meraih berbagai medali di Italia dan kami hadir disana,juga nihil berita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline