Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Mengatakan "Saya Nothing to Lose" Semudah Membalik Telapak Tangan

Diperbarui: 3 Juli 2022   20:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Tetapi Mengaplikasikannya Dalam Hidup Nyata ,Sesulit Membalikkan Telapak Kaki

Sering kali kita mendengarkan orang mendendangkan lagu :"Saya nothing to lose membantu" atau "Saya nothing to lose memberi " Kedengarannya enak banget ,apalagi kalimat ini kemingris mingrisan.

Rasanya ,dalam kalimat yang bermakna .bahwa saya membantu dengan ikhlas dan tidak mengharapkan apa apa ini,sangat menghanyutkan perasaan bagi yang mendengarkan. Dan dalam hati,orang akan berdecak kagum.  Kagum bahwa begitu baik hatinya,diri kita karena mau menolong atau memberikan sesuatu pada orang lain,tanpa mengharapkan apapun. 

Tetapi,mengucapkan dengan kata kata dan menjalaninya dalam kehidupan nyata,sungguh sangatlah berbeda. Seperti sudah tertuang dalam judul dan subjudul tulisan ini,untuk mengatakan :"Saya nothing to lose" adalah semudah membalikkan telapak tangan. Mudah banget,dalam tempo hitungan detik,kita sudah membalikan telapak tangan kita. 

Tetapi cobalah membalikan telapak kaki,gimana rasanya ? Tidak gampang kan? Nah,begitulah,kalau boleh dianalogikan,bahwa walaupun sejujurnya,kita sama sekali tidak mengharapkan balasan dalam bentuk materi,saat membantu atau memberikan sesuatu pada seseorang,tetapi dalam hati kecil.tentu kita akan merasa kecewa,bilamana pemberian kita sama sekali tidak diihargai orang yang menerimanya.

Sebagai contoh,setiap kali kami pulang kampung,selalu membawa oleh oleh ,walaupun cuma berharga beberapa dollar. Saat memberikan kepada teman teman,hampir semuanya mengucapkan terima kasih . Tapi ada seorang yang sambil ketawa ,bilang :"Aduh, bapak ibu datang dari Australia,koq oleh olehnya cuma ini? Lain  kali yang lebih berbobotlah ya bu "

Rasanya gimana mendengarkan :" penghargaan" yang diucapkan oleh seseorang yang sudah kita bawakan oleh oleh dari jauh?" Masih bisa kita mengatakan :"Saya nothing to lose?" Kalau mau jujur dan kita memang harus jujur pada diri sendiri,sebelum bisa jujur pada orang lain,ada rasa tersinggung dalam hati kita . Marah ? Tidak,hanya sedih . Sedih artinya :"kehilangan rasa gembira" Dalam arti kata lain: " Saya sudah kehilangan rasa gembira" mendengarkan :"sanjungan" miring dari salah seorang teman .

Giving is Giving = Ikhlas 

Karena itu,bila kita dengan tulus hati ingin memberikan sesuatu ,apapun bentuknya,maka kembali ke prinsip awal:"Giving is giving" Memberi adalah memberi,tidak perlu ditambahi dengan kalimat yang kedengarannya gagah :"saya nothing to lose". Hal yang tampaknya sepele.tapi sesungguhnya merupakan bagian dari pelajaran berharga dari University of life. 

Materi dari pelajaran hidup ini,sudah pernah disampaikan dalam Seminar :"Meraih pencerahan diri "beberapa tahun yang lalu. Semoga masih tetap relevan untuk dijadiikan rujukan di era digital ini.

Tjiptadinata Effendi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline