Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Terlalu Banyak Teori, Menikahnya Kapan?

Diperbarui: 5 Februari 2021   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ket. dihari pernikahan didampingi papa dan mama saya/dokumentasi pribadi 2 januari 1965

Pikir Itu Cahaya  Hati,Terlalu Banyak Berpikir Ketinggalan Kereta Api

Tulisan ini tentu saja tidak secara naif memotivasi ,apalagi sampai mendorong dorong orang menikah terburu buru. Karena kalau akibat terburu buru,orang jatuh terpeleset,siapa yang mau bertanggung jawab? Saya?  Ya jelas saya tidak siap menanggung beban hidup orang lain. Kalau diminta :"tanggung menjawab" saya siap. Karena menjawab itu semudah membalik telapak tangan .Pokoknya asal ngomong ,ya sudah selesai. Kalau salah ngomong gimana? Gampang,cuma tulis tiga huruf:"Saya mohon maaf" selesai masalahnya

Berbagi Pengalaman Hidup

Orang yang terlalu pintar dalam teori,biasanya dalam kehidupan pribadi,jauh panggang dari api. Maksudnya ,hidupnya tidak secemerlang saat ia menyampaikan pesan pesan tentang cinta dan kehidupan berkeluarga di atas pentas. Bahkan tidak jarang,sosok yang dijadikan panutan dan disanjung sanjung,karena begitu piawainya dalam memberi kuliah bagaimana seharusnya hidup berkeluarga itu,ternyata suatu waktu terbukti:"Pintar mengajarkan orang lain,tapi tidak mampu mengaplikasikan dalam kehidupan pribadinya

Ringkasan Perkenalan

Kami bertemu ,karena sama sama berada di satu sekolah,yakni SMA Don Bosco di kota Padang.Nama gadis itu Lina.   Tepatnya sewaktu acara Pekan Orientasi Siswa.Sejak saat itu hubungan kami semakin dekat. Saya dengan jujur menceritakan,bahwa saya berasal dari keluarga miskin. Hanya punya sepeda onthel. Saya jurusan A - jurusan bahasa,sedangkan Lina jurusan B- ilmu Pasti. Jadi dalam hal ini saja,kami sudah berbeda. Kemudian hobi juga berbeda. Saya hobi berburu dan memancing dan berkebun,sedangkan Lina hobi berenang dan jahit menjahit serta travelling. Nah,beda lagi .

Menghadapi  perbedaan ini,mundur? No,way ! .Kemudian mengenai prinsip,setelah menikah,kami sepakat untuk tidak membebani orang tua kedua belah pihak. Maka karena orang tua tidak mampu membiayai uang kuliah,lulus SMA saya langsung kerja di PT HANICO yang lokasinya di jalan Batang Arau. Setahun kemudian,isteri saya lulus SMA dan ikut berkerja bersama di perusahaan yang sama

Persiapan Pernikahan:

Mental

  1. mengetahui perbedaan karakter 
  2. beda hobi
  3. beda latar belakang keluarga
  4. beda jurusan
  5. siap untuk saling menerima semua perbedaan

Kami berdua sudah sepakat,bahwa setelah menikah,kami berdua harus siap saling menerima segala perbedaan

Persiapan Keuangan :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline