Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Beda SARA Tetap Bersaudara? Tidak Hanya Sebatas Slogan

Diperbarui: 3 Juni 2020   13:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pri

Sebuah Gambar Dapat Bercerita Lebih Banyak Daripada Seribu Kata
Ada peribahasa mengatakan: "A pincture can tell you much more than thousand words can do" Sebuah gambar dapat bercerita lauh lebih banyak daripada apa yang dapat dilakukan dengan seribu kata. 

Bahkan ada yang mengatakan: "No Pict Hoax " Tapi tentu tulisan ini tak hendak membahas tentang hal ini, karena hanya akan menciptakan perdebatan yang tidak ada gunanya. 

bendera-merah-putih-effendi-2-5ed744f7d541df42391195a3.jpg

Karena boleh jadi,ketika sebuah kejadian sedang berlangsung,orang yang mengalami tidak sedang dalam kondisi siap untuk mengabadikan peristiwa tersebut dengan cameranya. Jadi bila ada yang menulis kisahnya tanpa di dukung gambar kita bebas boleh percaya atau tidak, tapi tidak berhak memvonis bahwa tulisan tersebut adalah hoaks.

rumah dimana saya dilahirkan 21 mei 1943 di era dai Nippon/dokpri

Sebagai orang yang terlahir di kota Padang, sebagai keturunan Tionghoa di daerah Sumatera Barat, semua orang sudah tahu, bahwa etnis Tionghoa adalah double minoritas. Pertama dari persentasenya, jumlah orang Tionghoa di Padang, hanyalah sekitar 3000 jiwa.

Dengan prakiraan 3 persen dari total penduduk Padang yang berjumlah sekitar 900 ribu orang. Dan sebagian besar etis Tionghoa memeluk agama Katholik, Kristen dan Konghucu. Etnis Tionghoa yang memeluk agama Islam, jumlahnya hanya sedikit dan biasanya, karena alasan pernikahan.

ket,foto: bersama keluarga Bapak Jamaris ,hubungan persaudaraan kani tetap langgeng ,walaupun 50 tahun sudah berlalu/ dok.pri

Dima Bumi Dipijak Disinan Langik Dijunjuang  (Di mana langit dipijak, di sana langit dijunjung)
Sebuah fakta yang tak terbantahkan, 99 persen etnis Tionghoa ,sejak lahir menggunakan Bahasa Padang sebagai bahasa sehari harian, Paling banyak hanya 1 persen lainnya,adalah para pendatang dari Riau dan Medan, yang menggunakan bahasa Hokkian.

Karena itu,dalam usia yang kemarin sudah melalui angka 77 tahun, kosa kata bahasa Hokkien yang bisa saya ucapkan adalah: "Kamsia" atau "Cincailah" Begitu juga dengan istri saya. Kalau bahasa Mandarin yang saya hafal adalah : "Wo ai nie" dan  Xie xie nin

ket.foto: bersama Riri dan Vivi Zein,kami sudah bersahabat sejak ayah bunda dan kakek mereka masih ada /dok,pribadi

ket,foto bersama keponakan saya Asro Sikumbang/dok pri

Sebagai fakta lainnya adalah keberadaan Pasar Tanah Kongsi,yang merupakan Pasar Pagi kota Padang, Disana sangat kentara begitu kentalnya hubungan persaudaraan antara Warga Pribumi dan Etinis Tionghoa.

Saya tahu persis, karena bertahun-tahun tinggal disana emak-emak yang menjual sayur didepan kedai  yang merangkap tempat tinggal kami, setiap hari menitip barang dagangannya dikedai saya. Mereka bebas keluar masuk, kakau mau ke toilet atau mau solat.

Tak pernah satu senpun kami memungut uang dari mereka,walaupun pada waktu itu hidup kami sesungguhnya tidak lebih baik daripada emak-emak ini. Mereka numpang masak air dan segala sesuatu yang dibutuhkan, karena kami sudah bagaikan satu keluarga

Ket,foto : Bersama keluarga Mohammad Faisal. hubungan kami tak lapuk dek hujan dan tak lakang dek paneh/dokpri

Berbaur Tidak Cukup Sebatas Slogan
Kalau mau diceritakan, mungkin bisa menjadi satu novel. Karena itu biarlah kita sudahi hingga disini saja Dan titip pesan,bahwa untuk mengaplikasikan Beda Sara Tetap Bersaudara, tidak cukup hanya sebatas slogan, tapi benar benar perlu saling membuka hati 

Tulisan ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi, bahwa sejak dillahirkan ,kami sudah menerapkan bahwa Beda SARA Tetap Bersaudara.

Tjiptadinata Effendi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline