Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

3 Pasang Guru Bertemu untuk Berpisah Kembali

Diperbarui: 19 Juli 2018   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Merayakan Pertemuan Namun  Sekaligus Pesta Perpisahan

Setidaknya bagi kami kemarin, 18 Juli ,2018 sungguh merupakan sebuah pertemuan yang langka. Tiba tiba saja saya sadar bahwa setelah terpisah selama puluhan tahun, kami bisa bertemu kembali, justru di Italia. Sadar bahwa selain dari diri saya yang pernah menjadi guru di SD dan SMP Pius di Padang dan istri saya yang mengajar di Kalam Kudus, SMP Murni dan di SMA Pembangunan, ternyata Margaretha dan suaminya Sandro hingga kini masih bertugas sebagai guru di Padova. Dan yang lebih menakjubkan adalah  Un Mei dan Aho, suami istri adalah juga guru  di Penang, bahkan Aho adalah kepala sekolah disekolah negeri di sana. Berarti kami keenamnya adalah guru dan mantan guru. Aneh dan unik rasanya, tapi inilah kenyataannya.

dokumentasi pribadi

Pesta Rangkap Tiga

Malam tanggal 18 Juli, kemarin kami merayakan pesta Ultah ke 75 istri saya dan ultah pernikahan ke 25 adik kami Margaretha dan Sandro. Namun pesta ini sekalgus menghadirkan rasa sedih karena sekaligus merupakan pesta perpisahan. Karena Mei dan Aho sudah lebih dulu berada disini dan sudah waktunya untuk kembali ke Pulau Penang. Entah bagaimana rasanya, menamakan peraasaan kami malam tadi. Berbahagia, karena kerinduan kami untuk bertemu telah terwujud, sekaligus dua perayaan kami padukan, yakni Ultah pernikahan adik kami dan sekaligus Ultah Istri saya. Namun disaat saat kami menyanyi, tiba tiba menyelip rasa sedih karena hari ini, tanggal 19 Juli 2018, Mei dan Aho, sudah harus kembali ke Malaysia.

dokumentasi pribadi

Takana Jo Kampuang

Bertemu di negeri orang,setelah berpisah hampir setengah abad,puas saling berbagi kisah hidup, kami menyanyi bersama sama. Lagu :"Kampuang den nan jauah dimato", Indonesia Tanah Air Beta, Babendi Bendi dan  lagu lagu nostalgia masa lalu. Walaupun suara kami serak serak falls tapi tidak mengurangi suasana bahagia Akan tetapi mendekati tengah malam.

ketika Mei dan Aho, mohon pamit karena hari ini mereka akan  kembali ke Malaysia, kami semuanya terdiam. Seakan tergiang lirik lagu: "Kemesraaan ini janganlah cepat berlalu". Namun perpisahan tidak dapat kami elakkan, Entah bagaimana menamakan perasaan seperti ini, merayakan pertemuan namun sekaligus menjadi pesta perpisahan.

dokumentasi pribadi

Kalau sesaat lalu,kami masih menyanyi bersama dengan penuh kegembiraan,mendadak sontak,hati kami hanyut dalam  perasaan sedih,karena akan berpisah kembali dan apakah mungkin kami masih bisa bertemu kembali seperti ini? Hanya Tuhan yang dapat menjawabnya. Mengingat disamping jarak yang memisahkan kami di tiga negara, kami berenam sudah tidak lagi muda. Mei yang dulu semasa kecil, kami sering kami gendong,kini sudah berusia lebih dari 60 tahun, begitu juga dengan suaminya dan adik kami Margaretha dan suaminya Sandro. Kami masih akan tinggal selama lebih kurang satu bulan bersama adik kami sekeluarga.

Terasa benar, kalimat yang mengatakan: "di mana ada pertemuan, maka disana akan ada perpisahan" Memang seperti inilah hidup, kegembiraan hati, karena kerinduan hati untuk bertemu menjadi kenyataan, tetapi sekaligus menghadapi kenyataan bahwa hari ini kami harus berpisah lagi, Kami menghibur diri dengan menyanyikan  lagu:"Bapisah, bukannyo bacarai" Kami berpisah, tapi bukan bercerai.

Semoga Tuhan mempertemukan kami kembali




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline