Petani Queensland Utara meninggalkan ratusan ton nanas di perkebunan mereka dan membusuk disana. Akibat dari pabrik nenas kaleng ,Golden Circle ditutup sementara ,karena alasan operasional.
Sementara itu harga nenas di pasaran turun hingga separuh harga. Nenas yang biasanya dijual dipasar seharga 4-5 dolar perkg kini hanya dijual 2 dolar.
Hal ini menyebabkan para petani memutuskan lebih baik membiarkan ratusan ton nenas membusuk di perkebunan ketimbang memanen dan menjualnya.
Karena biaya memetik nenas serta ongkos transportasi akan jauh lebih besar dari uang penjualan yang akan mereka terima. Bayangkan bila supermarket jumbo seperti Coles sudah menjual eceran seharga 2 dolar perkg,,maka harga yang akan mereka bayar kepada para produsen nenas jelas akan jauh lebih rendah.
Satu Perkebunan Saja Menghasilkan 40 Ton Nenas
Damien Berra, yang bertani di Rollingstone sekitar 50 kilometer sebelah utara Townsville telah meninggalkan lebih dari 40 ton nanas dalam tumpukan untuk membusuk atau dijadikan pakan ternak.
Produksi nenas di Queensland ini,meliputi 80 juta dolar atau senilai 800 miliar rupiah,terancam mengalami kebangkrutan,bila kondisi ini,berlanjut. Sehingga Menteri Perindustrian merasa perlu ikut campur ,mencarikan solusinya.
Pabrik Golden Circle memberikan argumentasi , bahwa pihaknya memproses lebih dari 25.000 ton nanas Australia tahun lalu.Jumlah ini jauh kurang dari yang diharapkan. Karena disebabkan oleh variasi cuaca musiman di musim semi.
"Dua kali setiap tahun, bila kualitas buah tidak optimal, Golden Circle secara rutin menutup pengalengan selama enam minggu untuk melakukan perawatan," kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan
Catatan: Walaupun sama sama disebut :"petani"namun,ada perbedaan total,antara yang disebutkan sebagai para Petani di Indonesia dengan Petani di Australia. Yang memiliki lahan sangat luas seperti contoh yang sudah disebutkan diatas.
Quuensland ,merupakan negara bagian dari Ausrralia ,dimana tumbuhan tropis,seperti kelapa ,pisang dan nenas dapat tumbuh dengan subur,karena iklimnya memiliki kesaamaan dengan iklim di Indonesia. Kami pernah tinggal diwilayah Townsville selama kurang lebih 2 tahun.
Sumber : www.abcnet.com.au, www.dailytelegraph.com.au
Tjiptadinata Effendi