Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Dulu Jakarta Dikutuki, Kini Mendadak Disayangi

Diperbarui: 4 April 2017   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

masjid Akbar ,dipotret dari lantai 27 bl ,Apartement boulevard mediterania,/tjiptadinata effendi

Dulu Jakarta Mendapatkan Sumpah Serapah, Kini Mendadak Semua Merasa Memilikinya

Lagu lama yang sudah sangat hafal di telinga ibarat kaset rusak yang dipaksa putar ulang ratusan kali adalah :" Jakarta itu langgananan banjir, Jakarta itu kumuh,Jakarta itu macet jakarta itu kota maksiat Jakarta lebih kejam dari ibu tiri. Kesimpulan lirik lagunya adalah :"Jakarta itu brengsek!"

Tapi mendadak tahun ini, terjadi suatu perubahan yang sangat drastis. Jakarta yang selama ini di timpuk dengan sumpah serapah dan dikutuki, mendadak semua orang merasa memiliki kota ini. Tentu saja perubahan paradigma ini, patut disambut dengan berbesar hati,karena memang sesungguhnya, Jakarta bukan hanya milik warga DKI atau orang orang yang memegang KTP DKI, tapi milik bangsa Indonesia.

sam-3050-jpg-58e1ae8d8023bd9709d67954.jpg

Saya bukan seorang peneliti. Bukan juga ilmuan atau ahli tata kota. Hanya salah satu dari 240 juta warga Indonesia,yang berkebetulan ber KTP DKI. Bukan dapat hadiah dari mana mana, tapi saya urus sendiri, karena memang saya dan istri tinggal di apartement mungil kami di Mediterania Boulevard, lantai 27 BL, Kemayoran – Jakarta Pusat.

sam-3054-jpg-58e1aec3db22bdf71e1b45fd.jpg

Menilai Jakarta Dengan Mata Telanjang

Menilai Jakarta, tentu jangan mengunakan kaca mata abu abu, apalagi sampai menengoknya dengan menggunakan kaca mata hitam. Karena apa yang tampak,bukanlah kondisi sesungguhnya, melainkan  semua berubah warna menjadi hitam atau abu abu.

Menilai keindahan sebuah kota, tentu tidak dapat dengan melihat dari satu sisi saja. Melainkan mencakup banyak hal. Setiap ibu kota sudah pasti memiliki daya tarik tersendiri. seperti Paris dengan Menara Eiffel nya, Kairo dengan Piramida atau Beijing dengan Great Wall ataupun New York dengan patung Libertynya. Namun bangunan bangunan yang berfungsi sebagai ikon dari sebuah negara, tidak cukup untuk membuat kita betah berlama lama. 

Karena ada banyak faktor yang suka ataupun tidak,harus diperhitungkan,antara lain kebutuhan hidup kita. Jakarta Macet, Banjir dan Semrawut Benar, Jakarta macet, siapapun takkan dapat membantahnya. Tapi bagi yang sudah pernah berkunjung ke Bangkok ataupun Kairo, atau di Athena, pasti menyadari bahwa kemacetan disana ,jauh lebih parah dan semrawut, dibandingkan dengan Jakarta. Begitu juga dengan transportasi. Satu satunya ibu kota negara yang menyediakan sarana dan prasarana transportasi yang dapat disesuaikan dengan kantong masing masing adalah Jakarta.

sam-3055-jpg-58e1aeee6ea834a2048b4567.jpg

Bagi yang punya uang, bisa gunakan taksi. Bagi yang uangnya pas pasan dapat beralih ke bemo atau bajay. Dan bagi yang berpergian sendirian,dapat mengunakan jasa bung Ojek. Coba sebutkan ibu kota negara mana yang menyediakan fasilitas transportasi seperti di Jakarta?

Yang Brengsek Itu Hanya Sebagian Manusianya

Yang brengsek itu hanya sebagian manusianya, yakni yang mengarong uang yang seharusnya dapat digunakan untuk membangun infrastruktur dan pembangunan rumah sakit ,serta sarana transportasi ,untuk memperkaya dirinya atau kelompoknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline