Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Sikap Rendah Hati, Tidak Akan Menurunkan Martabat Diri

Diperbarui: 5 Februari 2017   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak orang yang merasa kuatir, bilamana bergaul dengan orang orang kecil seperti tukang bakso,tukang beca, bahkan pemulung akan menistai martabat dirinya. Sehingga gamang ketika harus berinteraksi dengan lingkungan dalam hidup bermasyarakat. Rasa canggung yang  menguasai diri, seringkali menyebabkan orang menjadi salah tingkah dan serba kaku dalam menjalin hubungan pertemanan.

Kemanapun pergi, tidak dapat melepaskan embel embel yang seakan sudah melekat pada dirinya. Misalnya, sebagai: Pejabat, Pengusaha, Tokoh organisasi, Orang Terpandang, Selebriti dan seterusnya. Sehingga mau duduk makan diwarung saja, harus celigak celiguk kiri kanan, takut ada kenalan yang melihat. Mau duduk berbicara dengan tukang sayur ataupun sopir angkot, rasaya risih benar. Dalam kalimat lain, tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan dimana ia berada.

Padahal  sikap rendah hati adalah jembatan sebuah persahabatan. Tidak akan ada yang hilang dari diri kita, bila kita mengaplikasikan sikap rendah hati ini ,dimanapun kita berada. Di dunia ini tidak terhitung banyaknya sekolah tinggi ilmu pengetahuan, tetapi saya berani memastikan, tak satupun sekolah yang mengajarkan secara khusus bagaimana sesungguhnya sikap rendah hati .

Dalam setiap kejadian yang kita alami betapapun kecilnya, pasti ada sesuatu yang bisa kita jadikan bahan untuk direfleksikan dalam diri. Salah satu hal yang saya simak dan pelajari selama berpuluh puluh tahun yaitu bagaimana sebuah persahabatan yang tulus terwujud. Prinsip mendasar yang dibutuhkan dalam menjalin sebuah persahabatan adalah rendah hati.

Refleksi Diri

Merasa Diri Paling Sengsara

Bila kita merasakan diri kita miskin,maka sesekali ,jalanlah kebawah kolong jembatan.Turunlah kebawah dan tengoklah,disana ada kehidupan.Bukan kodok atau ular,melainkan anak anak manusia  yang sekarat dalam berjuang ,mempertahankan diri agar bisa tetap hidup. Hal ini akan menggugah hati dan menghadirkan pencerahan,bahwa ada jutaan orang lain,yang hidupnya jauh lebih menderita,dibandingkan dengan diri kita.

Merasa Diri Orang Sukses

Disisi lain,bisa jadi ,kita merasakan bahwa diri kita adalah orang sukses,orang terpandang dalam komunitas kita. Punya rumah di daerah elit,kendaraan bagus dan deposito sekian miliar. Tentu saja,patut di syukuri,karena tidak banyak orang yang mendapatkan keberuntungan hidup seperti apa yang dianugerahkan kepada kita.

Jangan Sombong

Tapi jangan merasa sombong. Jangan lupa, apa yang kita artikan sebagai :"kekayaan" ,bagi orang lain,bisa jadi hanya sekedar uang recehan. Kita merasa diri tokoh masyarakat? Dalam komunitas dimana kita berada,mungkin benar.Tapi jangan lupa,diluar sana,orang sama sekali tidak kenal ,diri kita itu siapa?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline