Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Jakarta Bukan Kota Brengsek

Diperbarui: 29 Januari 2017   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga Jakarta di atas reruntuhan bangunan. Kompas.com

Jakarta Bukan Kota Brengsek

salah satu sudut kota Jakarta,yang saya jepret dari lantai 27 BL di Kemayoran. Jakarta itu indah,jangan pakai kaca mata hitam memandangnya/tjiptadinata effendi

Jakarta bukanlah kota brengsek. Yang brengsek itu adalah sebagian dari warganya saja karena membuang sampah sembarangan, berkendara ugal ugalan dan parkir secara serampangan.

Dok.pribadi

Berbondong bondong datang mencari nafkah dan tinggal di Jakarta. Tapi berbondong bondong juga berkomentar miring, hingga makian yang menghujat ibu kota negara Republik Indonesia ini. Contohnya antara lain:
  1. Jakarta macet
  2. Kotor
  3. Banjir
  4. Amburadul
  5. Brengsek

Akan tetapi, orang tidak konsekuen pada apa yang dilontarkan. Kalau memang merasa Jakarta itu macet, kotor, semrawutan, banjir dan brengsek, kenapa masih bertahan tinggal di Jakarta? Bukan hanya dalam hitungan bulan, tapi tahunan, malahan ada yang puluhan tahun. 

Dok.pribadi

Kalau memang Jakarta membuat orang muak, kenapa tidak kembali ke kampung halaman, mencangkul dan ke sawah, di mana tidak ada polusi, tidak ada banjir, tidak ada kemaksiatan dan tidak ada perampokan? Seharusnya kita harus mengatakan sejujurnya, bahwa kita senang tinggal diJakarta, mau mereguk segala keindahannya dan meraup rupiah sebanyak mungkin untuk dikantongi dan sekaligus  mau ikut bertanggung jawab, untuk menjaga kebersihan dan ketertiban di DKI. Tapi ternyata, orang lebih banyak menuntut. Merasa dengan pajak yang sudah dibayarkan, maka segala sesuatu akan menjadi beres dengan sendirinya.

Dok.pribadi

Jakarta Sebelum dan Sesudah Dibenahi

Kalau ada yang brengsek, maka itu adalah sebagian manusia yang bercokol di Jakarta, namun tidak bertanggung jawab:

  1. Membuang sampah di selokan
  2. Membuang di jalan raya
  3. Membunyikan klakson tidak pada tempatnya

Dok.pribadi

Jokowi dan Gubernur DKI bukan malaikat, tapi orang biasa seperti kita. Jangankan hanya seorang Jokowi dan seorang gubernur, seratus orang Ahok dan Jokowi pun juga takkan pernah mampu membenahi Jakarta tanpa keikutserta rasa tanggung jawab penghuni Jakarta, yang merasa dirinya paling pintar dan paling bersih.

Dok.pribadi

Relokasi atau Pengusuran

Yang namanya bersih bersih dan atur mengatur pasti ada yang digeser atau dipindahkan. Buktikan sendiri di rumah kita. Membersihkan rumah, mungkin ada koran, majalah bekas yang dibuang atau sepeda rusak yang dicampakkan agar ruang rumah menjadi tempat tinggal yang layak huni. Nah, mungkin saja ada anggota keluarga yang marah karena merasa koran atau majalah bekas itu perlu bagi dirinya. Atau merasa bahwa kelak sepeda rusak tersebut mau dimuseumkan. Terus protes, 

Dok.pribadi

Nah, seperti itu pula relokasi atau pengusuran yang telah dilakukan oleh Pemda DKI dalam upaya pembersihan dan penertiban ruang tata kota. Agar apik dan layak huni. Dalam kata lain, memanusiakan orang orang yang tinggal di gubuk-gubuk kumuh dan tak layak huni. Tapi tentu ada yang protes, karena selama ini seluruh kali yang ada dapat dimanfaatkan sebagai jamban untuk keluarga dan sekaligus bak sampah bagi umum. Lalu marah dan protes.Dan sasaran empuk adalah Petugas SatPol PP yang memang digaji untuk tugas tugas penertiban dan kebersihan lingkungan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline