Lihat ke Halaman Asli

Tjhen Tha

Speed, smart and smile

Berkendara di Iran

Diperbarui: 5 September 2018   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

herpackinglist.com

Ritual mudik lebaran merupakan agenda tahunan yang menarik dan menggairahkan ditanah air, namun pada tahun ini ritual mudik lebaran akan dimanfaatkan untuk eksplorasi kebudayaan di Republik Islam Iran suatu negara berdasarkan syariah.

Jauh-jauh hari sebelum hari H, berbagai perencanaan dipersiapkan mulai pengurusan visa, tiket, rencana perjalanan dan pakaian musim panas dan daerah gurun pasir sampai perlengkapan dipuncak gunung dengan salju abadi. Hanya saja kami tidak mendapatkan persyaratan untuk menggunakan asuransi kesehatan dan pihak asuransi umumnya juga tidak mencovernya.

Untuk backpacker-traveler mengunakan penerbangan murah merupakan pilihan utama, walaupun pesawat tidak menyediakan inflight-entertainment namun tetap menyediakan makanan bergizi selama penerbangan transit dengan "Mahan-Air" dari Malaysia ke Tehran dan Mashhad.

Perjalanan ini terbagi menjadi dua sesi, pertama merupakan bagian ritual dan ziarah dan sesi kedua merupakan perjalanan wisata dan budaya yang merupakan tema artikel ini.

Pada perencanaan awal sejak ditanah air, rute perjalanan kami adalah meengunjungi tempat-tempat bersejarah di Syiraz, Yazd, Isfahan dan Tehran dengan menggunakan kombinasi chartered-Taxi untuk perjalanan dalam kota dan dilanjutkan dengan bus malam untuk perjalanan dalam kota.

Dari Mashhad kami mendarat di Syiraz International Airport tepat pada pukul dua belas siang dan begitu terasa uap panas dan suasana gurun yang menyambut musim panas diawal bulan Juni. Sebenarnya dari airport ke pusat kota kita bisa menggunakan metro/kereta api bawah tanah karena hampir disemua kota besar Iran sudah dibangun kereta api bawah tanah layaknya kota-kota dinegara maju walaupun perekonomian mereka dalam tekanan dan embargo dunia.

Namun kami membatalkan rencana awal, karena mata kami tertuju pada booth "Europcar". Rupanya sejak perjanjian pengawasan nuklir tahun 2015, investasi asing mulai membanjiri Iran, termasuk fasilitas sewa mobil ini. Kami memutuskan untuk menggunakan rent-car untuk perjalanan selama empat hari dan menempuh jarak sekitar 1500 km. Untuk perjalanan yang jauh, lebih nyaman menggunakan kendaraan 9 seater, namun saat itu hanya tersedia jenis sedan mungil 5 seater 1600AT.

Merupakan pengalaman yang excited tapi mendebarkan ketika pertama kali berkendara dijalanan di Iran, bukan saja karena mereka menggunakan stir-kiri tetapi sebagian besar road-sign menggunakan bahasa Parsi dan sedikit dalam bahasa Inggris.

Sayangnya mobil ini tidak dilengkapi dengan GPS dan aplikasi Google-map dari selfphone beroperasi secara silent tanpa suara dan terkadang blank-spot pada titik-titik tertentu. Salah satu pemandu perjalanan yang efektif adalah aplikasi "Waze" yang berjalan baik di android. Untuk pengguna Iphone sebaiknya mendownload aplikasi yang diperlukan sebelum masuk ke Iran karena pemblokiran/boikot oleh pemerintah atau produsen perangkat/sofware aplikasi, termasuk aplikasi APN yang dibutuhkan untuk menjalankan FB.

Tujuan pertama di kota Syiraz adalah makam Hafez, seorang penulis puisi Iran abad ke 13 yang sangat dikagumi dunia. Perjalanan wisata budaya ini menjadi sangat penting karena Iran atau dulu disebut Parsi merupakan pusat kebudayaan dunia sejak awal peradaban dan sekarang kita sedang menjadi saksinya bagaimana mereka sedang menggapai ketinggian puncak peradaban diatas bangsa-bangsa dunia. Bapak kedokteran dunia yang terkenal Ibnu Sina atau Avecia juga merupakan bangsa Persia dari Hamedan. Saat ini ketinggian teknologi Iran melampaui teknologi Amerika, ketika mereka berhasil mendaratkan pesawat drone mata-mata Amerika dan sementara drone yang mereka terbangkan diatas Kapal Induk Amerika dan diatas Instalasi Nuklir Israel dapat melenggang dengan leluasa tanpa diketahui.

Hafez adalah nama pena dari Kwaja Sham uddin, namun orang memanggilnya dengan Hafez karena sejak kecilnya sudah hafiz atau hapal dengan ayat-ayat suci Al-Quran. Banyak puisinya menggambarkan mengenai ekstase atau mabuk dan kehilangsadaran terhadap minuman dari cawan anggur ketuhanan. Tentu bagi awam akan sulit mencerna makna-makna bahasa sufistik yang diramu dalam tarian dan musik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline