Lihat ke Halaman Asli

Tivana Fachrian

Coupleblogger

Inilah Sebabnya Hantu Memiliki Wujud yang Berbeda di Setiap Negara

Diperbarui: 16 April 2020   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

screnshoot pribadi

Hello Firstizens, Kompasianers! Masih dalam rangka #NgeblogDiRumah nih, kali ini Firsta akan bicara mengenai hantu, hii serem nggak ya? Simak cus. Nah, sesuai dengan judul ya teman, kira-kira pernahkah kalian terpikirkan mengapa hantu perwujudannya berbeda-beda di setiap negara. Kaya yang lagi hits beberapa waktu lalu yang mana Om Pocong sempat dikabarkan debut di Korsel, nah sebenarnya berangkat dari berita itulah terbesit pertanyaan dalam hati Firsta;

Hm, iya ya, berarti mereka nggak pernah mengenal pocong sebelumnya, hantu Korsel berarti beda dong sama hantunya Indonesia. Kenapa bisa demikian? Apakah hantu merupakan masyarakat berbudaya juga sehingga mereka memiliki “pakaian adat”, bahasa hingga kebangsaan tertentu? Kenapa jarang dan hampir tidak pernah hantu di satu negara menakuti manusia di negara lain, apa jangan-jangan mereka juga perlu paspor dan visa untuk bisa traveling ke negara lain? Atau jangan jangan malah sebenarnya gambaran dari hantu itu kita sendiri yang menciptakan dan yang pasti terpengaruh erat juga dengan unsur-unsur kebudayaan setempat?

Marilah kita simak pemaparannya dari berbagai kaca mata

Dalam Pandangan Agama (Islam) dikenal istilah Al Jin berakar dari kata Al Janna – Yajunnu – Jannan yang bermakna menutup. Artinya, Jin merupakan makhluk tidak kasat mata atau tidak dapat dijangkau oleh kemampuan mata manusia. Walaupun manusia tidak dapat melihat mereka tetapi mereka diberikan kemampuan untuk melihat manusia walaupun berada di alam yang berbeda. 

Allah Berfirman dalam Q.S. Al A'raf (7): 27 yang artinya "Sesungguhnya ia (syetan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang mana kamu tidak mampu melihat mereka)"

Beberapa diantara mereka juga memiliki kemampuan untuk menampakkan diri akan tetapi sebab berada di alam yang berbeda mereka tidak bisa menampakkan wujud aslinya melainkan hanya menyamai wujud-wujud makhluk yang terdapat di sekitar manusia. 

Mereka pula kerap menampakkan diri dalam wujud-wujud yang menyeramkan tujuannya tentu saja guna menyesatkan manusia supaya mengikuti langkah-langkah mereka serta menakuti manusia supaya manusia lebih takut kepada mereka daripada kepada Tuhannya. 

Inilah mengapa hantu-hantu selalu memiliki perangai yang berbeda di setiap daerah seakan mereka memiliki ciri khas kedaerahan; orang Indonesia ditakuti dengan perwujudan Pocong, Kuntilanak dan lain sebagainya, sedangkan di negara lain terdapat Vampir, atau Mumi dan Dracula. 

Jarang sekali kita temui setan bule karena mereka menyesuaikan diri dengan siapa yang mereka sedang takuti. Barangkali pula, mereka pun betul-betul belajar mengenai kebudayaan serta latar belakang orang-orang yang hendak menjadi targetnya, dari sini kemudian berkembang berbagai mitos, penampakan terekam kamera, serta beragam cerita horor.

Dalam Pandangan Sains. Seorang ahli syaraf Kanada, Michael Persinger mempelajari hubungan antara medan elektromagnetik dengan persepsi manusia terhadap hantu. Hipotesisnya bahwa medan magnet yang berdenyut tidak kentara di bawah kesadaran manusia membuat seorang merasakan seolah terdapat suatu kehadiran makhluk lain di sekitarnya.

Hal tersebut juga berkaitan dengan pola aktivitas tak wajar yang terjadi di area lobus temporal otak. Persinger melakukan penelitian dengan memasang helm yang dipasang di kepala beberapa partisipan. 

Beliau menemukan pola-pola medan magnet lemah di kepala seseorang selama 15 sampai 30 menit, getaran frekuensi infrasonik yang didengar oleh partisipan percobaan sains tersebut turut menyebabkan ketidaknyamanannya. 

Dari sini, kita bisa mengetahui bahwa persepsi mengenai hantu baik saat merasakan kehadiran maupun melihat suatu penampakan berkaitan erat dengan sistem otak. Hal ini pulalah yang membuat pengalaman mistis orang-orang berbeda sesuai dengan pengalaman otaknya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline