Lihat ke Halaman Asli

TITIK API

Rakyat Sipil

Aliarcham: Keteguhan Hati Pemuda Saminis, Islamis & Komunis

Diperbarui: 4 Mei 2025   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aliarcham sebagai Ketua Umum CC PKI tahun 1924. Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Aliarcham.jpg

Dalam galeri besar sejarah pergerakan Indonesia, nama Aliarcham barangkali hanya sekilas lewat, bahkan nyaris luput sama sekali. Tidak sepopuler Tan Malaka, tidak sesering Soekarno disebut. Namun, jika sejarah tak hanya diukur dari siapa yang menang, tapi juga dari siapa yang melawan dengan penuh integritas, nama Aliarcham layak dikembalikan ke tempat terhormat.

Ia tumbuh dalam suasana sosial yang penuh ketegangan antara rakyat kecil dan penguasa kolonial. Ia bukan anak bangsawan, bukan pula elite politik. Ia anak rakyat biasa, tapi pikirannya jauh melampaui zamannya.

Ia adalah representasi anak muda yang menyatukan keberanian berpikir, keteguhan hati, dan ketulusan berpihak. Seorang saminis, islamis, sekaligus komunis---bukan karena bingung identitas, tapi karena yakin bahwa ketiganya berpijak pada satu titik yang sama: melawan penindasan.

Saminis, Islamis, Komunis: Tiga Arus, Satu Tujuan

Aliarcham lahir di Kabupaten Pati (1901), tanah subur yang menyimpan sejarah panjang perlawanan Samin Surosentiko. Dari kecil, ia menyaksikan bagaimana ajaran Samin hidup dalam kesunyian rakyat yang menolak tunduk pada penjajahan. Bukan perlawanan dengan senjata, tapi dengan kesadaran. Tidak membayar pajak, tidak mematuhi perintah pemerintah kolonial, dan menjalani hidup sederhana sebagai bentuk keberpihakan pada nilai-nilai kejujuran dan kesetaraan. Dari Saminisme, Aliarcham belajar satu hal penting: kekuasaan yang zalim tidak harus dilawan dengan kekerasan, tapi dengan pendirian.

Pendidikan awal Aliarcham dijalani di pesantren. Ia menyerap nilai-nilai Islam sejak usia muda. Namun, berbeda dari banyak santri lain, ia melihat Islam sebagai kekuatan pembebasan. Ia tidak berhenti pada hafalan kitab atau ritual ibadah, tapi menafsirkan ajaran tauhid sebagai penolakan terhadap penghambaan sesama manusia. Islam baginya adalah etika sosial, bukan sekadar identitas formal.

Pencariannya membawanya pada dunia ideologi yang lebih terstruktur: komunisme. Saat bergabung dengan Sarekat Islam Merah dan kemudian Partai Komunis Indonesia (PKI), Aliarcham tidak membuang keyakinan lamanya. Justru ia merajutnya. Saminisme memberinya akar, Islam memberinya nilai, komunisme memberinya alat gerak. Di tengah masyarakat yang senang mengotak-ngotakkan identitas, Aliarcham menembus batas dan menjadikannya kekuatan.

Pemikir, Penggerak, Pemimpin: Jejak Panjang Perlawanan

Menjelang akhir dekade 1910-an, Aliarcham mulai aktif dalam dunia intelektual pergerakan. Ia bergaul dengan tokoh-tokoh radikal seperti Semaun dan Henk Sneevliet, menulis di surat kabar progresif seperti Sinar Hindia, dan menjadi bagian dari Sarekat Islam Semarang. Tahun 1921, ia bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). dan mendalami strategi perlawanan kelas.

Dedikasinya membuatnya kehilangan pekerjaan sebagai guru di Purworejo pada 1922, setelah ia diketahui mengorganisir Sarekat Rakjat di kalangan muridnya. Aliarcham tidak mundur. Justru dedikasinya membuatnya cepat naik ke jajaran pimpinan. Pada 1923, ia menjadi Ketua Sarekat Islam Semarang. Tahun yang sama, ia diangkat sebagai kepala sekolah PKI menggantikan Tan Malaka yang dideportasi.

Pada tahun 1924, Aliarcham juga diangkat menjadi Ketua Umum (Hoofdbestuur) PKI menggantikan Alibasah Winanta yang ditangkap pemerintah kolonial. Kepemimpinannya menandai fase penting dalam sejarah PKI.

Tak hanya sebagai organisator, Aliarcham juga dikenal sebagai teoretikus penting PKI. Ia menjadi salah satu pemikir utama yang membentuk garis ideologis partai ke arah radikal. Bahkan, posisinya sebagai pemikir disetarakan dengan Alimin dan M.H. Lukman dalam sejarah partai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline