Lihat ke Halaman Asli

Tirta Adithiya nugraha

sedikitpi mahanganggur

Puisi: Kerbau Buntal, Kupu-kupu, dan Laut

Diperbarui: 19 Juni 2023   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pin.it/31cxKMC

Kerbau yang buntal itu
pecah perutnya,
keluar kupu-kupu bertubuh manusia.

Dia yang terbang menantang
singa berwujud bayi bernama Wilhelm di gurun sahara,

menginjak perutnya
dan berteriak lantang di tengah badai pasir yang bising

"Tuhan masih hidup!"

  Lantas, dari mana aku punya kuasa menginjak perutmu dengan kaki beraroma surga, bila memang tidak?

Tuturnya.

Dia adalah ibu yang memiliki rahim dari selaput daun murbei.
Dia konon menjelma api di titik pusar, dan menggidik pada tengkup kupu-kupu yang berparas seorang anak.

Angin debu bagai ngilu sepasang bilah bambu
Dia menatap dengan prihatin sekeliling
 "tak ada kupu-kupu, yang dapat hidup dan mencari arti hidup pada lingkup suram begini," tuturnya.

Wilhelm ditinggalkan semestinya seonggok mayat,
Dia terbang ke taman kupu-kupu

menuju teluk Meksiko, tempat Hemingway sebelum menembak kepalanya, dan menceritakan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline