Lihat ke Halaman Asli

Tinta Digital

Akun ini saat ini bersifat pribadi dan dimiliki oleh satu orang

From Zero to Hero

Diperbarui: 8 Januari 2019   14:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkhotbah disalah satu gereja di Banjarmasin (dok.pri)

Memiliki sifat yang rendah hati dan takut akan Tuhan sebagai prinsipnya itulah gambaran diri dari Dana Hanura, bergelar Sarjana Hukum dan Magister Hukum mengantarkan Dana Hanura menjadi seorang Hakim Tipikor sekaligus pembicara rohani di Kota Banjarmasin. Dana Hanura yang dilahirkan 18 April 1968 di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini hidup dalam keterbatasan finansial, ia merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara. 

Masa kecil hingga remajanya di daerah Pelabuhan Trisakti pun kemudian dilalui dengan membantu sang ayah yang merupakan seorang seniman bernama William Dehand Rajun yang merupakan Ketua Seksi Kesenian Tradisionil Banjarmasin di tahun 1976. 

Dana menjalani pendidikan di bangku SDN Telaga Warna Banjarmasin, SMPN 1 Banjarmasin, dan kemudian beliau melanjutkan pendidikannya ke SMAN 4 Banjarmasin. Lulus SMA ditahun 1987, Dana bertekad untuk berangkat ke Jakarta untuk berkuliah di Institut Kesenian Jakarta demi mengubah nasib dengan satu tekad yakni menjadi seorang artis.

Tetapi karena keterbatasan finansial dan bujukan dari orang tua yang tinggal di Banjarmasin, maka ia mengurungkan niat dan mengambil Sarjana Hukum di STIH Banjarmasin beberapa tahun kemudian dengan setengah hati, sambil bekerja sebagai penyiar radio, master of ceremony (MC), dan mengikuti puluhan perlombaan baca puisi ia melangsungkan masa mudanya dengan belajar dan berkarya. Pada 17 April 1993, Dana menikah dengan seorang perempuan bernama Sari Rajaki, anak seorang mantan Sekertaris Daerah di Pangkalan Bun. 

Kesederhanaan dan ketulusan hati Dana membuat Sari mau untuk menjalani hidup dengan Dana selama-lamanya. Ayah dari 2 anak ini selain bekerja sebagai sales, beliau juga masih mendapat penghasilan dari hobinya sebagai MC. Walaupun berkuliah di bidang hukum, Dana tidak bekerja dibidang tersebut, tetapi dibidang marketing, yaitu menjadi sales obat. Pekerjaan sales ini cukup memberinya waktu untuk lebih berkomunikasi dengan Tuhan, ia sering mengikuti kegiatan rohani untuk membentuk iman dan kepercayaannya.

Mengikuti upacara HUT RI ke 73 di Pengadilan Negeri Tipikor Banjarmasin (dok.pri)

Lulus S1 di tahun 1997, Dana memutuskan untuk berhenti menjadi sales dan menjadi pengacara. Disitulah awal mula ia merintis pekerjaan dibidang hukum, hingga lulus S2 Hukum di Universitas Putra Bangsa Surabaya tahun 2003. Menjadi pengacara sekaligus penasihat hukum sejak 1997-2010 ternyata menjadi tantangan yang berat bagi Dana, karena sering meninggalkan keluarga untuk bekerja diluar kota. Pada tahun 2010. Dana mendaftarkan diri sebagai Hakim Adhoc atau yang lebih sering disebut dengan Hakim Tipikor. 

Dengan berdoa dan hanya mengandalkan Tuhan dalam ujiannya, Dana lulus menjadi satu-satunya Hakim Adhoc yang diterima dari wilayah Banjarmasin. Ditemui dikediamannya di Banjarmasin, dia menyatakan bahwa impian selanjutnya adalah menjadi Hakim Agung dan ketika sudah waktunya pensiun, ia akan menjadi Pendeta, karena hobinya adalah memotivasi dan menceritakan tentang kebaikan Tuhan dalam hidupnya, karena ia percaya kunci kesuksesan adalah ketika kita mau merendahkan hati kita di hadapan Tuhan dan berdoa senantiasa. (citrayop)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline