Lihat ke Halaman Asli

Kurnia Nasir

musikus jalanan

Bencana dan Kerdilnya Kita

Diperbarui: 30 November 2022   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompas.com

Beberapa waktu lalu, kita mendengar kabar terjadi bencana alam di daerah Cianjur Jawa Barat. Memang gempa itu bermagnitudo sekitar 5,3 SR sekilas bukan besar, tapi yang membuatnya berbahaya dan setara dengan Gempa Yogya adalah karena pusat gempa ini dangkal dan ada beberapa tanah vulkanik baru di sekitarnya. 

Tanah vulkanik itu adalah hasil semburan gunung api di sekitar Cianjur.

Korban gempa di Cianjur tergolong besar yaitu dia atas 300 orang, belum termasuk yang luka-luka dan akhirnya mengungsi. Sebagian besar korban adalah tertimbun reruntuhan, sebagian karena tidak sempat keluar dari rumah.  Gempa memang tidak memandang usia dalam memakan korban. Ada kakek nenek yang renta dan tida berdaya. Ada anak-anak usia sekolah yang sekarang tidak bisa berskolah.

Pemerintah cukup sigap dalam menanggulangi gempa itu. Antara lain segera mengeakuasi korban ke daerah yang lebih aman. Memberi pengobatan yang sakit dan terluka dan membuka dapur umum untuk menangguangi bencana ini.

Masyarakatpun punya empati cukup besar untuk bencana itu. Antara lain dengan memberikan perhatian berupa sumbangan dengan bentuk apa saja. Beberapa media besar membuka kesempatan bagi masyakarat untuk memberi sumbangan itu. 

Ada yang berupa uang ada yang berupa barang.Tentu saja semua hal yang dikirim kepada para korban itu dianggap berguna dalam menanggulagi dampak gempa itu.

Namun disayangkan karena ada "noda" dalam penerimaan bantuan itu yaitu pencopotan label sang pemberi bantuan berupa tenda. Tenda memang hal yang sangat penting terutama karena pada saat ini kita sudah mengalami musim hujan. 

Curah hujan cukup lebat dan rutin terutama terjadi pada sore dan malam hari. Tentu saja tenda adalah hal yang cukup membantu para korban agar merasa lebih nyaman dan tenang.

Pencopotan itu dilakukan organisasi masyarakat tertentu karena bertuliskan gereja pemberi sumbangan tenda. Label memang biasa ada di lokasi bencana setidaknya untuk pertanggungjawaban kepada donatur dan keperluan administrasi lainnya.

Kita sering melihat tenda darurat bertuliskan PMI, Depsos, Baznas, Universitas Indonesia atau yang lain. Jadi jika tenda berlabel gereja karena sang penyumbang adalah gereja adalah sesuatu yang normal terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline