Lihat ke Halaman Asli

T.H. Salengke

TERVERIFIKASI

Pecinta aksara

Sains dan Wisdom dalam Konsep Ontologi

Diperbarui: 20 April 2022   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Academic Indonesia

ILMU PENGETAHUAN dan wisdom memiliki posisi yang penting untuk digabungkan, supaya kebenaran senantiasa memberikan kebermanfaatan bagi kemaslahatan hidup manusia serta keberlangsungan dan kelestarian alam semesta. Sains dan wisdom akan dilihat dari konsep ontologi, epistemologi dan aksiologi.

Ontologi Sains dan Kebijaksanaan

Dalam konsep ontologi, sains dan kebijaksanaan sama-sama menyentuh masalah kognitif, yakni pemahaman tentang pemaknaan hidup dan juga keinginan untuk mengetahui kebenaran yang meliputi segala hal tentang fenomena dalam kehidupan manusia di alam semesta ini.

Selanjutnya menyentuh masalah persepsi manusia terhadap suatu fenomena alam dari berbagai perspektif secara objektif. Demikian juga keduanya menyentuh tentang afektif, yakni yang meliputi empati dan rasa saling menyayangi yang disertai dengan motivasi untuk menjaga perasaan orang lain.

Hakikat ilmu pengetahuan tentang segala hal, baik itu realita dalam bentuk fenomena alam dan manusia, maupun hal-hal yang bersifat abstrak yang perlu dan ingin diketahui. Konsep ontologi membahas masalah-masalah yang ingin diketahui oleh manusia dan seberapa dalam pengetahuan tentang sesuatu hal yang ingin digali secara mendalam oleh manusia. Semua itu bisa dikatakan hakikat ilmu pengetahuan.

Hakikat ilmu pengetahuan sains berkait erat dengan dua syarat, yakni: rasional dan  empiris. Kedua hal ini menjadi ciri khas sains atau ilmu pengetahuan.

Pertama, masalah rasionalitas. Dalam ilmu pengetahuan, menetapkan hipotesis senantiasa berdasarkan rasio atau rasional sesuai dengan konsep-konsep ilmiah yang strukturnya bisa dinalar secara sederhana. Contohnya manusia memerlukan oksigen supaya bisa bernafas dengan baik. Karena di dalam air tidak tersedianya oksigen yang cukup, apabila seorang menyelam tanpa bekal tabung oksigen, maka pasti akan mati lemas akibat masalah pernapasan. Kesimpulan itu jelas masih berupa dugaan, tetapi hipotesis tersebut cukup rasional dan bisa dinalar dengan baik berdasarkan hubungan sebab akibat.

Kedua, masalah empiris. Empiris merupakan ciri khas ilmu pengetahuan. Bahkan empiris menjadi kekuatan dari ilmu pengetahuan. Metode ilmiah berdasarkan kaidah empiris merupakan cara kerja dalam melahirkan teori atau formula-formula keatas segala permasalahan yang dibahas oleh ilmu pengetahuan.

Asumsi utama sains adalah semua kejadian pasti atas dasar sebab akibat. Oleh karena itu, dalam berasumsi senantiasa merujuk kepada hukum sebab akibat yang rasional. Maka konsep kerja sains yang paling nyata adalah upaya-upaya mencari keterkaitan atau sebab-akibat serta mencari pengaruh sesuatu terhadap sesuatu yang lain.

Secara umum, sains dikenal dengan dua aliran besar, yakni ilmu alam (eksakta) dan ilmu sosial. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, muncul ilmu humaniora yang mencakup filsafat, seni, hukum, bahasa, agama, dan sejarah.

KL: 20042022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline