Lihat ke Halaman Asli

Thoyib Abdullah

Ecommerce - Freelance Writer and Teacher - Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Inggris

Menggali Kebahagiaan Melalui JOMO (Joy of Missing Out) untuk Remaja Indonesia

Diperbarui: 24 Januari 2024   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Joy of Missing Out (Sumber Gambar: Freepik.com)

Era digital yang terus berkembang pesat, para remaja sering kali merasa tertekan oleh tekanan sosial untuk terus terhubung dengan dunia luar melalui media sosial dan ingin mengikuti segala trend terkini di media sosial yang dikenal dengan fenomena FOMO (Fear of Missing Out). Namun, semakin banyak remaja yang mulai menyadari bahwa terlalu terikat pada dunia maya dapat mengakibatkan stres, kecemasan, dan rasa tidak cukup pada diri sendiri. Oleh karena itu, konsep "Joy of Missing Out" atau JOMO menjadi semakin relevan.

Mengutip dari hellosehat.com JOMO adalah perasaan kepuasaan dimana seseorang merasa cukup dengan hidupnya sehingga merasa bebas dan fokus pada hal-hal yang disenangi. JOMO juga merupakan konsep yang menekankan kebahagiaan yang ditemukan dalam menolak keterlibatan atau absen dari aktivitas sosial atau acara. Sebaliknya, JOMO mendorong seseorang untuk menikmati waktu sendiri, merenung, dan fokus pada kebahagiaan internal tanpa merasa tertekan oleh kebutuhan untuk selalu terhubung dengan orang lain.

1. Tebar Pesona yang Positif

Remaja di Indonesia seringkali terjebak dalam kecanggihan teknologi dan tekanan untuk terus tampil di depan publik. Dengan menerapkan JOMO, remaja dapat merasakan kebahagiaan dalam keadaan yang sederhana, tanpa perlu terus-menerus memperlihatkan hidup mereka melalui media sosial. Hal ini dapat mengurangi rasa cemas dan tekanan untuk selalu terlihat sempurna di mata orang lain.

2. Pentingnya Menemukan Diri Sendiri (Self-Discovery)

JOMO memberikan ruang bagi remaja untuk mengeksplorasi minat, bakat, dan nilai-nilai mereka tanpa terpengaruh oleh ekspektasi sosial. Dengan menjauh sejenak dari kegiatan sosial, remaja dapat lebih memahami siapa mereka sebenarnya, apa yang mereka cintai, dan apa yang membuat mereka bahagia.

3. Mengurangi Perbandingan Sosial (Social Comparison)

Salah satu dampak negatif dari terlalu terhubung dengan media sosial adalah kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain. JOMO membantu remaja untuk fokus pada pencapaian dan kebahagiaan pribadi mereka tanpa terus-menerus membandingkan hidup mereka dengan hidup orang lain.

4. Mengelola Waktu dan Energi

Remaja seringkali memiliki jadwal yang padat dengan sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan kehidupan sosial. Dengan menerapkan JOMO, mereka dapat belajar untuk mengelola waktu dan energi dengan bijak, memprioritaskan aktivitas yang benar-benar memberikan kebahagiaan dan meninggalkan yang tidak perlu.

5. Merayakan Ketenangan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline