Lihat ke Halaman Asli

Thomas Ferdi Leihitu

stay healthy, happy, believe

Selamat Datang MRT, Finally

Diperbarui: 28 Maret 2019   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

"Jumlah kendaraan yang masuk.jakarta total 18 juta tiap harinya, dan ini kalau dijejer di jalan, maka hasilnya tidak ada ruang untuk bergerak", ujar Syahrial Loetan, direktur eksekutif perhimpunan studi pengembangan wilayah februari 2019 lalu.

"Kerugian akibat kemacetan di DKI jakarta adalah 65,7 Triliun per tahun", ujar Bambang Broedjonegoro, Menteri Bappenas pada 2017.

Saya mengutip dua pendapat dari ratusan pendapat luar biasa dan dengan penyajian data dan angka yang akurat dalam menyikapi kemacetan di DKI Jakarta, dan kesimpulan saya kita bangsa Indonesia tidak kekurangan orang pintar dan biaya untuk mencari solusinya. Tapi kenapa tidak dilakukan? 

Jawabannya nanti bs nyerempet kemana-mana, ke regulasi lah, politik dan paslon deh ujung-ujungnya no 1 apa 2..hehe.. 

Sebagai generasi muda sekarang, tidak usah berlagak menganalisis, memviralkan orang yang rekreasi makan nasi bungkus di sana, yang kelakuannya nyentrik gara-gara ada Mass Rapid Transit (MRT). Barang ini initnya satu, dia mereduksi waktu tempuh, dan salah satu solusi kemacetan. 

Nah menurut saya kita cukup bahagia, tertawa lebar, tersenyum puas dulu karena faktanya, dibandingkan MRT yang sudah ada di dunia, umur kita hanya beberapa hari, ini perbandingannya

1. Madrid Railway Services ada tahun 1851

2. The London Tube ada tahun 1863

3. Paris Metro ada tahun 1900

4. New York City MTA ada tahun 1904

5. Tokyo subway ada tahun 1927

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline