Lihat ke Halaman Asli

Genderang Perang

Diperbarui: 9 Juni 2019   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Prolog

Ada alasan kuat bagi Barat, mengapa mereka berani menabuh gendang raya perang terhadap Islam dalam menggencarkan isu-isu untuk memojokkan Islam sebagai sumber pertilaian diantara dua kubu yang saling berseberangan tersebut.

Selama berabad-abad Barat takluk dibawah khilafah Islam. Kebencian kaum Kristen Barat pernah meledak dalam bentuk pengobaran api perang terhadap umat Islam, yaitu terjadinya perang salib (1096-1291 H) yang tujuan utamanya, penghancuran Islam. Akan tetapi melalui peperangan tersebut umat Islam gagal dilumpuhkan, bahkan kemenangan banyak diraih pasukan Islam. Trauma perang tersebut berdampak pada tertanamnya antipati dan saling curiga di kedua belah pihak.


Senjata Barat
Diantara agenda besar Barat yang diasumsikan untuk memperlemah Islam adalah melalui program Ghazwul-Fikr, perang pemikiran, benturan pemikiran dan upaya Barat membasmi kekuatan Islam. Ghazwul-Fikr merupakan bagian tak terpisahkan dari metode perang yang bertujuan menjatuhkan Islam dari agamanya.

Inilah tujuan akhir ghazwul fikri. Jangka panjangnya pemurtadan. Jangka pendeknya pelarutan kepribadian (tidak bangga dengan identitas Muslim), pemerosotan moral, pemikiran liberal, pelucutan akidah, dalam arti tidak masalah secara identitas agamanya Islam tapi perilaku sehari-harinya jauh dari tuntutan Islam.

Adapun untuk sampai pada semua itu, Barat tidak kekurangan ide dalam melancarkan serangan, bahkan banyak serangan yang ditujukan pada Islam, hanya saja di sini menyebutkan beberapa saja; Pertama, Tasywih. Menghilangkan kebanggaan Muslimin pada agamanya. Artinya menggambarkan Islam secara buruk, sehingga timbul rasa rendah diri dikalangan umat Islam. Melakukan pencitraan negatif tentang agama dan umat lewat media sosial dan lainnya sehingga terkesan menyeramkan dan kotor.

Tadzwib. Pelarutan budaya dan pemikiran. Melakukan pencampuran haq dan batil, halal dan haram, sehingga umat Islam kebingungan mendapatkan pedomannya.

Ketiga, Tasykik. Yakni gerakan yang berupaya menciptakan keraguan dan pendangkalan kaum Muslimin terhadap agamanya. Misalnya dengan terus melecehkan al-Quran  dan hadis, atau mengkampanyekan bahwa hukum Islam tidak sesuai dengan tuntunan zaman.

Keempat, Taghrib. Mendorong umat Islam agar menerima pemikiran dan budaya Barat, seperti sekularisme, libralisme dan pluralisme.
Semuanya bertujuan memperlemah, akidah, ghirah dan mahabbah pada agama. Dengan  lemahnya umat Islam mereka mudah memecah belah, akhirnya umat Islam akan turun kemana angin dihembuskan penjajah.

Sebagai penutup, alangkah baiknya jika kita berkaca kembali pada al-Quran tentang adanya upaya kafirin meneror umat Islam hingga benar-benar mengikuti agama mereka.

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS. Al-Baqarah;[2]:120)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline